Mengenang M. Natsir, Sosok yang Menjadikan Indonesia Tetap NKRI

  • Whatsapp
MPR RI
Anggota MPR dari Dapil DIY Cholid Mahmud (kiri) dalam sosialiasasi Empat Pilar MPR di Yogyakarta, Minggu, 11 April 2021.

Yogyakarta – April menjadi salah satu bulan yang bersejarah bagi Indonesia. Tepatnya 3 April 1950, Mohammad Natsir, yang saat itu menjadi ketua Fraksi Partai Masyumi mengajukan “Mosi Integral” di Parlemen RIS (Republik Indonesia Serikat). Mosi Integral Natsir itu kemudian mengantarkan terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Aaggota MPR RI dari DIY Cholid Mahmud mengatakan, mosi Integral Mohammad Natsir merupakan tonggak sejarah penting dan menentukan dalam sejarah kehidupan bangsa. Mosi Integral itu menyatukan dan menyelamatkan Indonesia dari upaya perpecahan. Mosi itu juga merupakan bukti komitmen tokoh-tokoh Islam terhadap NKRI. Bahkan Bung Hatta menyebut peringatan Proklamasi 17 Agustus 1950 untuk kembali kepada NKRI merupakan Proklamasi Kedua.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga:

“NKRI yang diproklamir Soekarna-Hatta, 17 Agustus 1945 faktanya pernah hampir bubar menjadi RIS. Atas peran kepeloporan M. Natsir dari Partai Masyumi, dengan gerakan Mosi Integaral-nya di Parlemen, Indonesia kembali berbentuk NKRI,” kata Cholid Mahmud dalam acara sosialisasi Empat Pilar MPR di Kantor DPD RI Jl Kusumanegara 133 Yogyakarta, Minggu, 11 April 2021.

Dalam acara bertema Sejarah NKRI : Mosi Integral M. Natsir ini, anggota Komite IV DPD RI ini mengatakan masyarakat perlu diingatkan bahwa tanpa karunia Allah dan kenegarawanan M. Matsir dengan Mosi Integralnya itu, mungkin RIS akan berlanjut. “Kita tidak mengenal lagi NKRI yang sudah dikubur oleh kolonialis Belanda melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) 27 Desember 1949,” katanya.

Itulah pentingnya memahami dan mengingat peristiwa Mosi Integral Natsir, pada 3 April 1950. Pemerintah RI pun telah mengakui jasa besar Mohammad Natsir untuk bangsa Indonesia. Pada tahun 2008, Mohammad Natsir mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Salah satu jasa besarnya adalah mengembalikan bentuk negara ke NKRI.

“Kita tidak mengenal lagi NKRI yang sudah dikubur oleh kolonialis Belanda melalui Konferensi Meja Bundar 27 Desember 1949”

Narasumber lain, mantan anggota MPR RI di masa awal Reformasi Zulkifli Halim mengatakan, sudah semestinya para politisi dan pemimpin negara ini menyontoh sosok M. Natsir. Tokoh ini selalu memikirkan permasalahan bangsanya lalu berfikir visioner ke depan mempelopori menghadirkan solusi atas permasalahan tersebut.

Anggota KAHMI ini mengungkapkan, Mosi Integral M. Natsir pada 3 April 1950 adalah langkah cerdas yang merupakan tonggak yang sangat strategis dalam sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara. Atas kearifan M. Natsir dalam berdialog lintas partai, lintas agama, dan lintas elemen bangsa, berhasil menyelamatkan dan menyatukan kembali NKRI dari upaya devide et impera Pemerintah Belanda.

Baca Juga:

Namun, Bang Zul, sapaan akrabnya, menyayangkan literatur tertulis yang mendokumentasikan sejarah NKRI dan Mosi Integral M. Natsir ini sangat kurang. Ada satu buku Mosi Integral Natsir 1950, karya Ahmad Murjoko (Bandung: PersispRes, 2020), tetapi di toko-toko buku di Kota besar pun belum tersedia,” ungkapnya.

Untuk itu, Sejarah NKRI dan Mosi Integral M. Natsir ini perlu disosialisasikan melalui berbagai media, termasuk mungkin melalui kegiatan lomba menulis Sejarah NKRI. “Hal ini juga diharapkan akan dapat mengintegrasikan tumbuhkembangnya jiwa keislaman dan keindonesiaan seperti yang dicontohkan oleh tokoh M. Natsir, terutama di kalangan generasi muda,” ungkapnya. []

Related posts