Tuduhan Klitih Berujung Pengeroyokan hingga Meninggal di Sleman

  • Whatsapp
korban meninggal
Korban dugaan pengeroyokan di Sleman saat menjalani perawatan di rumah sakit. (Foto: Istimewa)

Sleman – Andi Nur Widodo, 31 tahun, warga Mejing, Kelurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Sleman, Yogyakarta mengalami babak belur dan luka parah. Tubuhnya lebam, tulang punggung parah dan terdapat luka tusukan obeng di kaki.

Pria yang mengalami luka di 11 titik ini meninggal dunia di rumah sakit, Selasa, 18 Mei 2021. Jenazah anggota Santri Nekad (Sanek) ini dimakamkan tadi siang, Rabu, 19 Mei 2021.

Read More

Umroh akhir tahun

Andi bersama temannya, Tedy Susilo, 43 tahun, warga Ngabean, Kelurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman, diduga menjadi korban penganiayaan. Dalam kejadian itu, keduanya menjadi bulan-bulanan warga. Tedi, pria yang tergabung dalam anggota Forum Jogja Rembug (FJR) Macan Merapi dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) ini menderita patah kaki dan lebam.

Baca Juga:

Pendiri Jogja Anti Kriminal (JAK) Pak Heru mengatakan, peristiwa dugaan pengeroyokan terjadi pada Kamis, 13 Mei 2021. Kejadian bermula saat dua korban datang ke sebuah lapangan. Kedatangannya untuk menyelesaikan permasalahan dua pemuda yang berselisih paham dan berencana berkelahi di lapangan tersebut.

Namun mereka datang dengan membawa rombongan organisasi masing-masing. Keributan tersebut akhirnya terendus kepala dukuh setempat. Setelah dikumpulkan, mereka sepakat berdamai dan tidak melanjutkan perselisihan.

“Di sana kedua korban jadi bulan-bulanan. Warga tahunya mereka (korban) pelaku klitih”

Namun, saat di perjalanan menuju pulang ke rumah masing-masing, dua kendaraan motor yang berada di barisan belakang diteriaki klitih-klitih oleh rombongan pelaku. Dua dari rombongan korban panik diteriaki seperti itu. Satu pengendara berhasil meloloskan diri dengan kabur ke arah perkebunan.

Sedangkan dua korban berboncengan tertangkap oleh rombongan pelaku serta warga. Kedua korban ini tertangkap karena mesin motornya mati. “Di sana kedua korban jadi bulan-bulanan. Warga tahunya mereka (korban) pelaku klitih,” ucapnya.

Korban pengeroyokan Sleman
Korban dugaan pengeroyokan di Sleman saat menjalani perawatan di rumah sakit. (Foto: Istimewa)

Usai pengeroyokan, kedua korban langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun setelah dirawat beberapa hari, nyawa Andi tidak tertolong. “Korban meninggal Selasa 18 Mei 2021 sore. Jenazah dikebumikan siang tadi,” ungkapnya, Rabu, 19 Mei 2021.

Ketua FJR Macan Merapi Korwil Sleman Heri Novianto mengatakan, para pelaku mengeroyok dua korban menggunakan tangan kosong dan ada beberapa benda tumpul yang ditemukan sekitar lokasi kejadian. “Terduga pelaku menuduh korban sebagai pelaku kejahatan jalan atau klitih. Bisa jadi untuk memprovokasi warga,” katanya.

Terduga pelaku yang membuat laporan palsu berinisial NA, 21 tahun, warga asal Kapanewon Ngaglik, Sleman. Laporan palsu dibuat di dua Sektor, yakni Polsek Turi dan Polsek Pakem. “Setelah diselidiki, ketahuan laporan tersebut palsu atau dibuat-buat oleh terduga pelaku penganiayaan,” ucapnya.

Baca Juga:

Informasi yang diperoleh, pembuat laporan palsu tersebut berhasil ditangkap pihak kepolisian Polres Sleman. Begitu pun beberapa pelaku lainnya. “Yang pasti kami sudah mengantongi puluhan nama terduga pelaku. Sebagian sudah ditangkap Polres Sleman,” ungkap Heri.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Sleman, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Deni Irwansyah membenarkan adanya kejadian tersebut. “Sudah kami proses. Insya Allah dalam waktu dekat akan kami rilis kasusnya,” katanya.

Dia juga adanya laporan palsu tersebut. “Kami menerima laporan ke Polsek, setelah dilakukan penyelidikan ternyata tidak terjadi tindak pidana,” kata AKP Hadi. []

Related posts