Kulon Progo – “Naluri masyarakat yang memang tidak kenal menyerah, semoga masyarakat tidak kenal lelah untuk terus berinovasi meskipun di tengah pandemi”.
Begitu kata Bupati Kulon Progo Sutedjo dalam acara Festival Menoreh bertajuk Menoreh Nyawiji Bersinergi pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu. Event yang dikuti tujuh kalurahan dari dua kapanewon ini berlangsung sampai Minggu, 5 Desember 2021.
Adapan tujuh kalurahan yakni Banjaroya, Kalurahan Banjarharjo, Kalurahan Banjarasri, dan Banjararum dari Kapanewon Kalibawang. Sedangkan dari Kapanewon Samigaluh meliputi Kalurahan Gerbosari, Sidoharjo, dan Purwoharjo.
Baca Juga: Tumpeng Menoreh Kulon Progo, Perpaduan Wisata Alam dan Kuliner yang Wajib Dikunjungi
Tujuh kalurahan ini menggelar pameran berupa hasil bumi seperti sayuran, makanan tradisional, dan kerajinan tangan seperti asesoris dan kain batik yang dikemas secara menarik dan kekinian. Selain makanan tradisional ada juga berbagai macam olahan keripik seperti keripik peganggang, keripik singkong dan berbagai macam rempeyek.
Selain pameran dari tujuh kalurahan, rangkaian acara pada saat hari pertama festival diselenggarakan terdiri dari Tarian Kreasi Sidoharjo, Punokawan Banjarharjo, Salawat Purwoharjo, dan Keroncong Gerbosari. Tak kalah menariknya adalah gunungan hasil bumi berupa berbagai macam hasil pertanian berupa sayuran, dan potensi alam lokal lain yang dihasilkan dari setiap kalurahan.
Baca Juga: Tari Gelang Projo Jadi Identitas Kebangkitan Kawasan Perbukitan Menoreh
Pada hari kedua festival, dimeriahkan dengan tari kesenian tradisional jathilan. Kesenian ini sangat menarik minat para warga. Masyarakat berdatangan menyaksikan dan memeriahkan festival ini hingga akhirnya panitia menghentikan agar tidak terjadi kerumunan.
Acara yang disiarkan livestreaming melalui channel YouTube Pustek UGM ini terbuka untuk umum khusus bagi warga di sekitar Kalurahan Banjarasri. Namun wajib menaati protokol kesehatan secara ketat baik pihak panitia maupun para pengujung.
Baca Juga: Puncak Suroloyo Menoreh Kulon Progo, Keindahan Alam yang Sarat Legenda
Pelaksanaan festival ini dilatarbelakangi niat baik tujuh kalurahan yang memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan kembali sektor ekonomi, pariwisata dan kebudayaan yang sempat terpuruk selama pandemi Covid 19. Festival ini merupakan puncak dari kegiatan belajar bersama dalam rangka integrasi tujuh kalurahan di kawasan Menoreh Utara. []
Artikel kiriman Luciani Berthin Aninda, Mahasiswa Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta.