BacaJogja – Suhu panas terik akhir-akhir ini dirasakan oleh masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Suhu maksimum harian yang terukur 33.6 °C terjadi pada tanggal 3 Mei 2022.
Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan, berdasarkan data hasil pengamatan di Stasiun Klimatologi Sleman, suhu maksimum harian yang terukur pada tanggal 1 – 12 Mei 2022 berkisar antara 31 – 33.6 °C. “Suhu harian tertinggi yakni 33.6 °C terjadi pada tanggal 3 Mei 2022,”katanya dalam siaran pers, Jumat, 13 Mei 2022.
Baca Juga: Delapan Cara Cerdas Menghadapi Cuaca Ekstrem Pancaroba
Reni menjelaskan, fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari tersebut dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator, di mana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.
Kedua, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi. “Sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari,” ungkapnya.
Baca Juga: Musim Pancaroba Cuaca Ekstrem di Yogyakarta Diprediksi April
Ketiga, suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena Gelombang Panas. Menurut WMO (World Meteorological Organization), Gelombang Panas atau dikenal dengan “Heatwave” merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.
Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah. Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.
Reni mengungkapkan, perlu kewaspadaan kondisi suhu panas atau terik pada siang hari masih harus diwaspadai hingga pertengahan Mei. BMKG menghimbau kepada masyarakat selalu menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya. []