BacaJogja – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan pada pengamatan selama satu pekan terakhir, 6-12 Mei 2022 ada perubahan morfologi Gunung Merapi yang signifikan.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, pada kubah barat daya teramati penambahan ketinggian kubah sekitar kurang lebih 2 meter. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.
“Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.551.000 meter kubik. Sedangkan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik,” katanya dalam siaran pers, Jumat, 13 Mei 2022.
Baca Juga: Merapi Teramati 51 Kali Guguran Lava, Banjir Lahar di Sungai Boyong
BPPTKG juga mencatat pada minggu ini terjadi dua kali awan panas guguran ke arah barat daya atau hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter. “Guguran lava teramati sebanyak 92 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter,” ungkapnya.
Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 1,2 sentimeter per hari. Intensitas curah hujan sebesar 111 mm per jam selama 85 menit di Pos Kaliurang. “Dilaporkan adanya penambahan aliran di Sungai Boyong pada tanggal 10 Mei 2022,” kata Hanik.
Baca Juga: Ujung Aliran Material Panas Gunung Merapi Sampai Timur Bunker Kaliadem Sleman
Mengingat kondisi tersebit, BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.[]