Video Penampakan Alun-alun Utara Yogyakarta Setelah Berpasir Halus

  • Whatsapp
alun-alun utara yogyakarta
Alun-alun Utara Yogyakarta. (Screenshot video @Maseesigit)

BacaJogja – Pekerjaan penggangian rumput dengan pasir di Alun-alun Utara Yogyakarta sudah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir. Kini pekerjaan sudah selesai. Sejumlah unggahan foto dan video selama proses pengerjaan beredar di media sosial. Begitu juga setelah pekerjaan sudah selesai.

Salah satunya video yang menunjukkan pekerjaan penggantian pasir Alun-alun utara atau halaman depan Keraton Yogyakarta ini sudah selesai diunggah di Twitter @Merapi_uncover. Video berdurasi 0:37 detik ini lumayan viral. Sampai saat ini video dari @Maseesigit ini mendapat 337 retweets atau dibagikan, komentar 1.211 dan disukai 2.072.

Read More

Umroh akhir tahun

Berikut video Alun-alun Utara Yogyakarta dari @Maseesigit:

 

Baca Juga: Sejarah Alun-alun Utara Yogyakarta dan Makna 64 Pohon Beringin

Ragam kementar mengenai video ini. Banyak pula yang mengatakan hamparan pasir atau gumuk pasir tak berpantai di tengah kota. Berikut cuplikan beberapa komentar warganet:

“Nggumuk Pasir e pindah kene saiki,” komentar @Kris Wibowo.
“Niat ning altar tak kiro kesasar ng Gumuk pasir wkwk,” kata @teplox.

Ada pula yang mengomentari bikin debu masuk mata hingga menjadi wahana untuk buang hajat kucing.
“Mobat-mabit sik dha bakulan panganan/ombenan pinggir alun-alun nek nganti ana badai pasir,” ujar @agarynt.
“Nek keno angin marai bleduk ora kui?” kata @dh_anggara78 bernada tanya.
“Kemarin banget lewat pas ada angin lumayan kenceng trus kelilipan,” jawab akun @jankerzone.
“Wah…sowargane kucing….iso eek sa’umbruk,” kata @iipumarrifai.
“Kalo di tanamin pohon mungkin pohon yg dipilih adalah kaktus … Tp kali untuk bergembala hewan yg dipilih adalah kucing. Karena mereka suka pasir,” komentar @Chovifah_.

Baca Juga: Yogyakarta Menuju Kota Warisan Dunia, Keraton Lakukan Pemuliaan Alun-alun Utara

Terlepas dari ragam komentar yang ada, penggantian rumput menjadi pasir di Alun-alun Utara merupakan upaya Keraton Yogyakarta merawat aset-aset kagungan dalem.

Dalam siaran pers pada awal pekerjaan ini, Keraton Yogyakarta melalui melalui Tepas Panitikisma selaku penanggungjawab aset-aset Keraton menyebutkan proses pemuliaan bagian dari langkah Keraton Yogyakarta merawat aset-aset Kagungan Dalem.

Baca Juga: Santai Menghabiskan Waktu Weekend di Alun-alun Kidul Yogyakarta

Keraton Yogyakarta ingin mengembalikan wujud aslinya permukaannya berupa pasir halus. Seperti Alun-alun Selatan, seluruh permukaan Alun-alun Utara juga ditutup dengan pasir lembut. Ini melambangkan penggambaran laut tak berpantai yang merupakan perwujudan dari kemahatakhinggaan Tuhan.

Selain juga sebagai bentuk dukungan dalam mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Warisan Dunia serta wujud pengejawantahan konsep menjaga dan memperindah keindahan dunia, Memayu Hayuning Bawono.

Baca Juga: Tips Hemat Duit Berwisata di Malioboro, Taman Pintar hingga Keraton Yogyakarta

Mengutip dari KratonJogja, Alun-Alun Utara ini memiliki luas 300 x 300 meter persegi. Di tengahnya berdiri dua pohon beringin kurung yang bernama Kiai Dewadaru dan Kiai Janadaru, yang sekarang bernama Kiai Wijayadaru. Pohon ini berada di sebelah barat dari garis sumbu filosofis.

Bersama-sama dengan Kagunga Dalem Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, juga berada di sebelah barat garis sumbu filosofis, pohon ini memberi gambaran hubungan manusia dengan Tuhannya.[]

Related posts