BacaJogja – Banjir yang menggenang sejumlah jalan protokol Kota Semarang menjadi bahan evaluasi penanganan Pemkot Semarang di masa mendatang. Temuan banyaknya sampah di inlet saluran harus jadi perhatian pemangku wilayah setempat untuk dibersihkan.
Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan dari hasil tinjauan lapangan di sejumlah jalan protokol yang tergenang air, ternyata penyebabnya adalah sampah. Sampah menyumbat inlet salurah sehingga air tidak bisa masuk atau keluar ke saluran pembuangan yang ada di sekitar jalan.
“Kemarin yang tidak kami prediksi, karena di kawasan Simpanglima kebetulan akan ada kegiatan habib syech sehingga harus dibersihkan semua, ternyata di Jalan Pemuda, Bubakan, Imam Bonjol, ternyata inletnya banyak sampah. Nah ini yang harus kami bersihkan dan langsung kami monitrong untuk dilakukan pembersihan,” beber Mbak Ita, sapaannya, di sela Forum Group Discussion (FGD) Refleksi Akhir Tahun 2022 bertema Menagih Janji Semarang Semakin Hebat, di Semarang, Rabu, 28 Desember 2022.
Baca juga: Viral Air Mancur Muncul saat Hujan dan Banjir di Gunungkidul, Ini Penjelasannya
Menurut Mbak Ita, banyaknya tumpukan sampah di sungai maupun saluran air juga menjadi hambatan bagi kerja mesin pompa
“Ternyata bukan hanya masalah kerusakan pompa. Kami menemukan banyak perilaku seperti membuang sampah sembarangan, sehingga menyebabkan pompa macet, tidak bisa menarik air lebih cepat,” beber dia.
Hal lain yang menjadi bahan koreksi perbaikan di masa mendatang adalah persoalan masih rendahnya penyambungan jalan masuk (PJM). Tidak idealnya ketinggian PJM menyebabkan aliran air terhambat sehingga meluber ke jalanan sekitarnya.
Termasuk persoalan tingginya sedimentasi di saluran maupun sungai. Saat curah hujan tinggi, air yang meluncur dari kawasan atas Semarang turut membawa sampah berupa lumpur, plastik maupun ranting pohon. Hal itu membuat sungai atau saluran air di kawasan bawah makin dangkal. Imbasnya daya tampung saluran menjadi berkurang dan air akhirnya meluap.
“Kita harus kerja bakti lagi karena memang sedimentasi tak bisa dielakkan, karena saat curah hujan tinggi, air dari atas ini kan membawa sampah, sedimentasi,” imbuh dia.
Baca lainnya: Keberadaan 21 Ranmor Pemkot Semarang Terungkap, Ini Penjelasan BPKAD
Sementara dalam FGD Menagih Janji Semarang Semakin Hebat, persoalan banjir juga menjadi salah satu perhatian yang dibahas narasumber. Pengamat pemerintahan dari Undip, Teguh Yuwono, menilai salah satu persoalan di negara berkembang dalam pembangunan adalah perilaku masyarakat. Seperti di penanganan masalah klasik Semarang, yakni banjir.
“Bahwa penanganan banjir tidak semata menjadi tanggungjawab mutlak pemerintah. Perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang juga menjadi andil untuk mencegah terjadinya banjir. Dengan bergerak bersama seluruh elemen yang ada maka Semarang semakin hebat akan semakin, semakin, semakin hebat,” beber dia.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyu Liluk Winarto. Pemerintah dan DPRD selalu berkolaborasi, tidak hanya dalam pengelolaan anggaran namun juga bagaimana mengawal proses pembangunan agar bisa berdampak positif bagi masyarakat.
“Bahwa keberhasilan pembangunan sebuah wilayah dibutuhkan kebersamaan semua stakeholder. Harapan kami dengan bergerak bersama ini Semarang akan semakin dan lebih hebat,” tukas dia. []