Dongeng Boneka Tangan, Media Pendidikan Seks untuk Anak Usia Dini

  • Whatsapp
Dongeng Boneka Tangan UNY
Dongeng Boneka Tangan atau Debat karya mahaiswi UNY menjadi pendidikan seks untuk anak usia dini. (Foto: UNY)

BacaJogja – Pendidikan seks perlu dikenalkan kepada anak sejak dini. Tujuannya dalam usaha menjaga anak terbebas dari kebiasaan yang tidak normatif serta menutup segala kemungkinan ke arah hubungan seksual terlarang.

Mahasiswa prodi PGSD UNY yaitu Ida Sekar Maulina, Alyoriek Rahmadania, Riana Rahmaniya dan Taat Tiasah Muhlisoh menggagas media pembelajaran pengenalan pendidikan seks, didasarkan pada karakteristik anak usia dini yang lebih tertarik mendengarkan cerita dari pada nasihat atau wejangan yang kompleks.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Elipsis, Film Pendek Persembahan BMW Astra untuk Ragam Usia dan Kalangan

Media tersebut dinamakan Dongeng Boneka Tangan disingkat Debat. Menurut Ida Sekar Maulina, media pembelajaran Debat terdiri dari dongeng dan boneka. “Boneka berbentuk karakter manusia dengan full body yang nantinya akan ada penanda bagian-bagian yang bisa disentuh dan tidak di sentuh dengan simbol warna di bagian boneka,” kata Ida.

Boneka terdiri dari tiga penokohan yang menceritakan tentang keseharian anak yang berkaitan dengan pengenalan pendidikan seks. Boneka sebagai benda konkret yang dekat dengan anak, sehingga anak dapat bereksplorasi sendiri yang menganggap bagian dari boneka tersebut seperti bagian tubuhnya ang perlu dijaga dan diperhatikan.

Baca Juga: Jesicha Putri Larasati, dari Melihat Kini Jadi Atlet Segudang Prestasi

Alyoriek Rahmadania menjelaskan bahwa boneka tangan yang digunakan terdiri dari 3 karakter terdiri dari ibu, anak laki-laki, dan perempuan yang memiliki tinggi 35 cm berbahan kain flanel yang diisi dakron. “Boneka ibu menggunakan perpaduan warna merah muda dan merah sedangkan untuk anak laki-laki dan anak perempuan menggunakan perpaduan warna hijau dan kuning,” katanya.

dongen boneka tangan
Dongeng Boneka Tangan atau Debat karya mahaiswi UNY menjadi pendidikan seks untuk anak usia dini. (Foto: UNY)

Cerita yang digunakan mengambil setting situasi dalam keluarga yang terdiri dari ibu, kakak, dan adik dengan karakter kakak dan adik berusia 6 tahun dan 5 tahun menyesuaikan usia anak-anak kelas TK. Sedangkan permasalahan yang diangkat tentang adab dalam kamar mandi, cara buang air yang benar dan sesuai sunnah, bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh, serta etika bergaul perempuan dan laki-laki.

Baca Juga: Bripka Winarko, Sosok Polisi yang Mengajari Mengaji Jelang Buka Puasa di Bantul

Riana Rahmaniya mengatakan, boneka Debat telah diujicobakan di TK ABA Dukuh, Mantrijeron Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari ujicoba, produk media ini termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata hasil penilaian siswa sebesar 3,414 dengan presentase 85,35 persen.

Hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa media ini menarik minat siswa dan membuat siswa lebih memahami pentingnya akan pendidikan seks sejak dini. Karya ini berhasil meraih dana penelitian mahasiswa dari Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.

Baca Juga: Wisuda Angkatan Pertama PAUD – KB Lintang Jagat Bantul

Seperti diketahui, salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya kasus kekerasan seksual pada anak yaitu kemudahan mengakses konten pornografi. Selain itu, juga kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyampaian pendidikan seks kepada anak karena pengenalan pendidikan seks untuk anak masih dianggap tabu dan tidak aplikatif.

Masih banyak orang tua yang belum memberikan pendidikan seks yang benar kepada anak. Meskipun anak sudah memperoleh pendidikan seks secara sederhana di sekolah, orang tua tetap harus memberikan pengawasan dan pengetahuan tentang pendidikan seks secara khusus. Untuk itu perlu media yang dapat membantu orang tua atau guru dalam pengenalan pendidikan seks untuk anak usia dini. []

Related posts