BacaJogja – Pemkot Yogyakarta gencar menggalakkan Gerakan Zero Sampah Anorganik. Langkah yang dilakukan fokus pada pemilahan sampah dari level rumah tangga, dan memberdayakan Bank Sampah untuk mengelola sampah anorganik.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengatakan, adanya Gerakan Zero Sampah Anorganik melalui pemilahan sampah dari level rumah tangga, dan memberdayakan Bank Sampah untuk mengelola sampah anorganik, mampu menekan jumlah sampah yang masuk ke TPA Piyungan.
“Hasilnya bisa menekan jumlah sampah yang dibuang ke TPA Piyungan hingga 87 ton, sekitar 30 persen dari 300 ton,” katany dalam Sarasehan Bank Sampah di Kantor Kelurahan Wirobrajan, Rabu, 12 Juli 2023.
Baca Juga: Warga Bantul Sulap Sampah Anorganik Popok Menjadi Bantal Cantik
Ketua Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogyakarta ini mengatakan, persoalan sampah menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. “Untuk itu kita harus bekerja sama, pilah sampah dari sumbernya, kelola yang masih memiliki nilai ekonomis, maka jumlah sampah di hilir bisa berkurang,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, Pemerintah Kota Yogyakara beserta Forum Bank Sampah, pada Oktober mendatang secara resmi akan memulai Gerakan Zero Sampah Anorganik Plus, di mana sampah organik juga akan dikelola dan didistribusikan melalui Bank Sampah Induk.
Baca Juga: Cara Pengelolaan Sampah Organik, Anorganik, Residu dan B3 di Kota Yogyakarta
“Secara teknis, nantinya dari setiap Forum Bank Sampah Kemantren, akan memiliki meeting point untuk pengumpulan sampah organik setelah dilakukan pemilahan, ataupun yang sudah diolah, agar bisa didistribusikan oleh Bank Sampah Induk ke peternakan-peternakan di luar Kota Jogja,” ujarnya.
Dia mengatakan, sembari Bank Sampah Induk dipersiapkan, di Forum Bank Sampah di setiap wilayah juga sudah mulai mengolah sampah organik berbasis rumah tangga dengan beberapa metode. Seperti lubang biopori, losida, ember tumbuk dan metode komposter lainnya.
Baca Juga: Hati-hati, Buang Sampah Sembarangan di Kota Yogyakarta Denda Rp50 Juta
Koordinator Pengelolaan Sampah Mandiri Kemantren Wirobrajan, Heni Rachmani mengungkapkan sejauh ini ada 42 Bank Sampah yang hampir semuanya aktif. Apa lagi sejak diberlakukannya Gerakan Zero Sampah Anorganik.
“Semua mulai aktif, untuk inovasi daur ulang sampah anorganik beberapa ada yang membuat hiasan bunga, tas, tikar yang juga kami titipkan di DLH dan kegiatan pameran,” katanya.
Sementara untuk sampah organik ada yang diolah menjadi pupuk kompos dan budidaya maggot kerja sama dengan Kelompok Wanita Tani. “Gerakan Zero Sampah Anorganik dapat mengoptimalkan Bank Sampah di tiap di wilayah, makin berkembang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan masalah sampah dari sumbernya bisa teratasi. []