Waspada Hipertensi, Pembunuh yang Diam-diam Sudah Merenggut Banyak Korban Jiwa

  • Whatsapp
ilustrasi hipertensi
Ilustrasi hipertensi. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Hipertensi merupakan salah satu penyakit ditandai dengan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg sedangkan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang memerlukan konsumsi obat selama seumur hidup dan kontrol tekanan darah secara rutin.

Hipertensi sudah menjadi penyakit yang mendominasi sebagai penyakit terbanyak didunia. Data dari penelitian WHO tahun 2019 menyatakan bahwa sekitar 3 Milliar penduduk dunia menderita hipertensi, dimana 1 dari 3 oarng menderita hipertensi di dunia.

Read More

Umroh akhir tahun

Sedangkan sebanyak kurang lebih 80 persen dari penderita hipertensi tidak mendapatkan terapi pengobatan farmakologis. Salah satu penyebab terbesar penderita hipertensi jarang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan adalah karena mereka tidak merasakan keluhan apapun selama mengidap penyakit hipertensi.

Baca Juga: Rebusan Daun Salam Efektif Menurunkan Tekanan Darah Hipertensi

Hipertensi disebut sebagai the sillent killer atau pembunuh diam – diam dikarenakan mereka tidak mengeluh apa – apa, tiba – tiba timbul komplikasinya seperti pecah pembuluh darah dan Stroke.

Fenomena dipedesaan banyak penderita hipertensi yang meninggal dunia dikarenakan terpeleset di kamar mandi, jatuh dari pohon. Respon kaget diyakini penyebab terjadi kematian mendadak sehingga terjadi pecah pembuluh darah bagi seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi.

Setelah ditelusur dan dilakukan pemeriksaan lebih dalam ternyata pasien tersebut mengalami pecahnya pembuluh darah yang disebabkan tingginya tekanan darah pada seseorang atau yang disebut dengan Hipertensi.

Baca Juga: 1.384 Jemaah Haji Indonesia Mengalami Hipertensi, Ini Cara Mencegahnya

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang misterius, dikarenakan mereka mengetahui penyakitnya setelah mereka memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Hipertensi bukan penyakit yang hanya mengandalkan tanda dan gejala saja, tetapi Hipertensi diketahui apabila pasien mengontrolkan tekanan darah ke fasilitas kesehatan.

Banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan terjadinya hipertensi antara lain : Terlalu banyak mengkonsumsi tinggi garam, konsumsi lemak yang berlebih, kolesterol jahat yang berlebih didalam tubuh, terjadinya arterosklesoris pada saluran pembuluh darah, faktor gen keturunan, faktor usia, mempunyai riwayat diabetes mellitus, jarang berolahraga dan obesitas.

Baca Juga: Manfaat Tidur Posisi Miring ke kanan, Baik untuk Kesehatan juga Ibadah

Selain faktor tersebut, faktor yang paling banyak adalah Arterosklerosis pada pembuluh darah yang disebabkan plak kolesterol yang menyumbat pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah pada pembuluh darah menjadi tinggi.

Tindakan untuk pelaksanaan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu : Tindakan farmakologi dan tindakan non farmakologi. Tindakan farmakologi sendiri adalah pemberian obat – obatan pada pasien Hipertensi dengan ACE Inhibitor atau dengan kombinasi lain yang bertujuan untuk mengatur Angiotensin 1 dan Angiotensin 2. Sedangkan terapi non farmakologis adalah dengan melakukan tindakan mandiri keperawatan seperti relaksasi otot progresif, terapi rendam kaki air hangat, dan lainnya.

Baca Juga: 13 Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius di DIY, 5 Meninggal

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji mengungkapkan, grafik kejadian hipertensi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini apabila dibiarkan maka Dunia akan gawat dengan kondisi Hipertensi, maka dari itu pentingnya edukasi bagi masyarakat penting diaplikasikan supaya penyakit Hipertensi ini bisa terkontrol dan tidak menyebabkan komplikasi yang lebih parah seperti pecah Pembuluh darah, Stroke, penyakit jantung koroner dll.

“Grafik angka kejadian dari Kemenkes Research setiap tahun semakin tinggi, hal ini kalau tidak segera diatasi maka dunia akan terjadi Gawat Hipertensi. Untuk itu pentingnya peran edukasi tenaga medis bagi penderita dan keluarga supaya bisa mengontrol penyakit tersebut,” ucap Prima.

Salah satu hal yang penting adalah melakukan tindakan preventif ataupun pencegahan daripada pengobatan. Dikarenakan kalau sudah terjadi sakit, maka memerlukan pengobatan jangka panjang. []

Related posts