Loyalitas dan Keteraturan Samurai di PCM Adiwerna Tegal

  • Whatsapp
pengajian pcm adimerna
Pengajian kuliah subuh PCM Adimerna Tegal (Istimewa)

BacaJogja – Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Adiwerna mengadakan kegiatan Kuliah Subuh dan Pembinaan untuk para guru dan karyawan SMP Muhammadiyah Adiwerna serta AUM Pendidikan PCM Adiwerna. Acara ini berlangsung di Aula LKSA Panti Asuhan Putri Zaenab Masykur Adiwerna pada Minggu, 28 Juli 2024 atau Ahad, 22 Muharram 1446 H.

Dalam sambutannya, Johani Firdaus mengucapkan terima kasih atas perhatian, kehadiran, dan kerjasama semua pihak yang telah mengikuti kegiatan ini. “Kegiatan Kuliah Subuh dan Pembinaan ini merupakan bentuk perhatian kita terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan pembinaan karakter dalam lingkungan Muhammadiyah,” ujarnya.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Menyelamatkan Keajaiban Alam, Gumuk Pasir Parangtritis Menuju Status Geopark Nasional

Sementara itu, Amir Machmud, Anggota Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Adiwerna, menekankan pentingnya hasil dari perjalanan Usth. Asih ke Jepang untuk kemajuan AUM Pendidikan di Adiwerna. “Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari Jepang diharapkan dapat diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sini,” kata Amir.

pengajian
Peserta pengajian kuliah subuh PCM Adimerna Tegal (Istimewa)

Pada kesempatan ini, Ustadz Muzawan, Wakil Ketua Bidang MPKSDI PCM Adiwerna, secara simbolis menyerahkan Sertifikat Baitul Arqam kepada Daryono, kepala SMP Muhammadiyah Adiwerna, dan perwakilan lainnya. “Kegiatan Baitul Arqam ini penting sebagai ‘charger’ kita dalam ber-Muhammadiyah di lingkungan AUM PCM Adiwerna,” jelas Ustadz Muzawan.

Baca Juga: Transformasi Toleransi: Disertasi Iwan Setiawan tentang Kesejahteraan Mahasiswa Non Muslim di Kampus Islam

Kegiatan Kuliah Subuh ini menghadirkan dua pembicara. Pembicara pertama, Kyai Irfan Farid dari Bumiayu, Brebes yang menyampaikan pentingnya loyalitas seorang guru terhadap persyarikatan Muhammadiyah. “Loyalitas tidak hanya ditunjukkan melalui pekerjaan di dunia pendidikan, tetapi juga melalui kebiasaan shalat tahajud dan menghadiri majelis taklim Muhammadiyah,” tegas Kyai Irfan.

Pembicara kedua, ustazah Asih, berbagi pengalaman dari perjalanannya selama satu pekan di Jepang. Program ini merupakan tindak lanjut dari program ekonomi sirkular UGM yang bekerja sama dengan Jepang.

Baca Juga: Misteri Kesembuhan dari Laut: Kerang Hijau untuk Patah Tulang Karya Mahasiswa UNY

Ustazah Asih menekankan pentingnya kebersihan, keteraturan, dan rasa bangga terhadap negara sendiri yang diterapkan oleh masyarakat Jepang. “Orang Jepang hidup bersih dan nyaman, dengan toilet yang bersih, hewan terawat, dan produksi barang apapun mengandung nama Jepang sebagai bentuk bangga terhadap negaranya, seperti Suzuki, Honda, dan sebagainya,” ungkapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat dan dedikasi para guru serta karyawan dalam menjalankan tugas mereka, sekaligus memperkuat nilai-nilai Muhammadiyah dalam lingkungan pendidikan. []

Artikel ditulis oleh: Daryono

Related posts