BacaJogja – Setiap muslim memendam mimpi suci untuk menjejakkan kaki di tanah Suci, menyempurnakan penghambaan kepada Allah subhanahuwata’alaa. Bagi sebagian orang, biaya perjalanan ini menjadi penghalang yang tampaknya tak teratasi. Namun, bagi Allah SWT, tidak ada halangan yang tidak bisa diatasi jika telah ditentukan.
Di sudut Jalan Wonosari Banguntapan Bantul, hiduplah seorang pemulung tua bernama Mbah Slamet. Dengan tekad yang kuat, ia mengumpulkan setiap kepingan uang dari hasil memulung dan menjual barang-barang bekas. Setiap hari, Mbah Slamet berdoa dengan tulus, berharap suatu hari bisa melaksanakan umrah ke tanah Suci. Meski hidup dalam kekurangan, hatinya penuh harapan dan doa.
Baca Juga: Menyelamatkan Keajaiban Alam, Gumuk Pasir Parangtritis Menuju Status Geopark Nasional
Suatu sore selepas salat Ashar, Mbah Slamet didatangi seorang lelaki yang tengah singgah di Masjid Ketandan Banguntapan. Lelaki tersebut menanyakan keinginan terdalam Mbah Slamet. Dengan nada lembut dan penuh keyakinan, Mbah Slamet mengungkapkan keinginan yang sudah lama ia pendam: berangkat umrah.
Lelaki tersebut tergerak hati melihat tabungan Mbah Slamet yang hanya mencapai tujuh juta rupiah setelah dua tahun menabung. Dengan penuh rasa syukur, Mbah Slamet akhirnya didaftarkan untuk berumrah melalui Latifah Haramain, dibimbing oleh DR. dr H Sagiran, SpB (KL), M.Kes, dan dr Hj Tri Ermin Fadhlina, M.Kes.
Baca Juga: Begini Cara Pemkot Mengembalikan Keanggunan Sumbu Filosofi Yogyakarta
Namun, takdir berkata lain. Sebelum berangkat, Mbah Slamet mengalami kecelakaan dan harus menggunakan kursi roda. Meskipun demikian, semangatnya untuk menunaikan ibadah tidak pudar. Mbah Slamet tetap memulai perjalanan suci dengan penuh rasa syukur, menjadi contoh nyata bagaimana iman dan doa yang tulus bisa membuka jalan menuju keberkahan.
Menanggapi kisah inspiratif ini, Latifah Haramain meluncurkan inisiatif baru yang sangat berarti. Pada Rabu, 24 Juli 2024, mereka memperkenalkan Umrah Paket Rakyat. Program ini dirancang khusus untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang mungkin tidak memiliki dana yang cukup untuk menunaikan ibadah umrah. Targetnya adalah imam masjid, guru ngaji, muadzin, guru honorer, hingga para pekerja harian seperti tukang ojol.
Baca Juga: Mengintip Lensa Gen Z, Pameran dan Workshop Fotografi Kampus UMKLA Buka Jendela Kreativitas
Program ini memungkinkan masyarakat untuk memberikan hadiah umrah kepada orang-orang terhormat dalam komunitas mereka, seperti marbot masjid atau guru ngaji, bahkan melalui sistem cicilan. Dengan biaya yang terjangkau namun tetap memberikan pelayanan terbaik, Latifah Haramain berharap dapat menjangkau lebih banyak orang yang memiliki impian serupa seperti Mbah Slamet.
Manajer Program Latifah Haramain Anfalia mengatakan, menjadi pelayan tamu Allah adalah amal yang mulia. Setiap orang dapat berkontribusi dengan cara yang berbeda, baik melalui motivasi, dukungan, atau donasi.
Baca Juga: Dokter Sagiran Launching Umrah Paket Rakyat dari Mekkah, Apa Bedanya?
“Kami di Latifah Haramain siap menjadi jembatan bagi siapa pun yang ingin menunaikan umrah,” kata Anfalia.
Dengan peluncuran Umrah Paket Rakyat ini, Latifah Haramain membawa harapan dan kesempatan baru kepada mereka yang mungkin tidak memiliki akses sebelumnya. Sebuah langkah besar untuk mewujudkan mimpi banyak orang menjadi kenyataan, menunjukkan bahwa dengan iman dan niat yang tulus, segala sesuatu mungkin terjadi. []