BacaJogja – KKN Kampus Sehat adalah bentuk kolaborasi antara LPM UMY dan komunitas kampus Terakota, yang khusus bergerak di bidang pengelolaan sampah.
KKN Kampus Sehat muncul dari pemikiran bahwa selama ini UMY mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya untuk program KKN di luar kampus dan luar Yogyakarta, untuk program pemberdayaan masyarakat. Namun, di sisi lain, orang-orang di dalam kampus juga memerlukan program pemberdayaan, seperti civitas akademika, pegawai kampus, dan orang-orang yang bekerja di kampus. Dari situlah terbentuklah program KKN ini.
Baca Juga: Insiden RSUP Dr. Kariadi, Menyingkap Beban Kerja dan Stresor yang Mengancam Nyawa Tenaga Kesehatan
Kegiatan yang dilakukan oleh KKN Kampus Sehat ini sedikit berbeda dengan KKN reguler maupun KKN lainnya. Dalam program ini, KKN dibagi menjadi beberapa divisi. Pertama, divisi organik, yang memiliki program mengolah sampah organik seperti sisa-sisa makanan yang ada di kampus. Sampah organik ini dimanfaatkan sebagai makanan maggot, karena mereka juga memiliki kandang maggot sendiri. Untuk mendapatkan sampah tersebut, mereka bekerja sama dengan UMY Boga.
Divisi kedua adalah divisi anorganik, yang merancang sebuah program bernama bank sampah. Nantinya, mereka akan menempatkan kantong plastik (trashbag) di beberapa kost-kostan yang ada di sekitar UMY. Harapannya, para penghuni kost akan menaruh sampah-sampah plastik mereka ke dalam kantong tersebut. Ketika kantong sudah penuh, selanjutnya akan diambil kembali oleh anak-anak divisi anorganik, dan dari situlah mereka akan mendapatkan penilaian (reward).
Ketiga, divisi kesehatan menjalankan program berupa pemeriksaan kesehatan gratis untuk orang-orang yang berada di UMY, seperti pegawai, pekerja, dan civitas akademika. Selain itu, divisi kesehatan juga memiliki program sosialisasi kesehatan untuk anggota KKN lainnya di luar divisi kesehatan, seperti divisi organik dan anorganik.
Sosialisasi ini penting karena divisi organik dan anorganik sering bersentuhan langsung dengan sampah, terutama divisi organik. Sosialisasi yang dilakukan, antara lain, mengedukasi untuk sering mencuci tangan, memakai atribut yang memadai seperti sarung tangan dan masker ketika bersentuhan dengan sampah, guna menghindari penyakit.
Baca Juga: Kolaborasi Indonesia dan Colombo Plan: Meningkatkan Peran Perpustakaan dalam Pembangunan Sosial
Program ketiga dari divisi kesehatan adalah pembuatan produk bernama semprotan sereh. Di kandang maggot, selain membudidayakan maggot, mereka juga membudidayakan tanaman sereh. Daun-daun sereh tersebut diolah menjadi produk semprotan sereh, yang dapat dimanfaatkan untuk membasmi serangga. Konsep produk ini mirip dengan Baygon dan sejenisnya, namun bedanya produk ini menggunakan bahan alami.
Divisi keempat adalah divisi media. Tugas divisi media kurang lebih hampir sama dengan divisi media di KKN reguler dan mandiri lainnya. Divisi ini bertanggung jawab untuk mendokumentasikan setiap kegiatan melalui foto dan video, melakukan editing konten, publikasi, serta menyusun feed puzzle, dan lain-lain.
Baca Juga: BPKH Sambut Kolaborasi Strategis Bank Muamalat dan Muhammadiyah dalam Memperluas Kemaslahatan Umat
Salah satu mahasiswa KKN Kampus Sehat, Muhammad Ibnu, mengungkapkan bahwa dirinya merasa senang dengan program KKN ini. Program KKN Kampus Sehat berbeda dengan KKN lainnya karena lebih berfokus pada pemberdayaan orang-orang yang ada di internal kampus.
Ia juga berharap program KKN Kampus Sehat ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya karena memberikan banyak manfaat bagi warga internal kampus. Semoga KKN Kampus Sehat periode awal ini bisa menjembatani hadirnya KKN Kampus Sehat di tahun-tahun mendatang.
Artikel kiriman Dava Putra Anandya, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Broadcasting
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta