BacaJogja – Nilai ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2023 mencapai 472,3 juta US$. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana nilai ekspor DIY tercatat sebesar 583 juta US$.
Penurunan ini dipengaruhi oleh melemahnya ekonomi global serta kondisi geopolitik yang memanas. Namun, pada tahun 2024, hingga bulan Juni, nilai ekspor DIY telah mencapai 246,03 juta US$, meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023, yaitu 232,6 juta US$.
Baca Juga: Klitih Beraksi, Korban Tabrak Pohon dan Tenggelam di Selokan Mataram Sleman
Kenaikan ini membawa optimisme bahwa nilai ekspor DIY dapat terus meningkat sepanjang tahun 2024. Produk ekspor utama DIY masih didominasi oleh pakaian jadi bukan rajutan, perabot rumah, barang dari kulit, anyaman, dan rajutan, dengan tujuan utama ke negara-negara seperti Amerika, Jepang, Jerman, Australia, dan Belanda.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Ir. Syam Arjayanti, M.P.A, menekankan bahwa produk pakaian jadi masih menjadi primadona ekspor DIY. “Ekspor produk pakaian jadi terus diminati pasar internasional, dan ini menunjukkan prospek yang cerah bagi industri fashion kita. Pemerintah DIY berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha fashion agar mampu bersaing di kancah global,” ujar saat membacakan sambutan, Kamis, 22 Agustus 2024.
Baca Juga: Lupis Mbah Satinem Yogyakarta, Cita Rasa Klasik yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
Jogja Fashion Week (JFW) 2024 yang digelar pada 22-25 Agustus 2024 di Yogyakarta adalah salah satu upaya konkret untuk mewujudkan Jogja sebagai pusat fashion dunia. Dengan tema yang mengusung keunikan craft fashion lokal, acara ini diharapkan menjadi batu loncatan bagi Jogja untuk menciptakan identitasnya di panggung fashion global.
JFW 2024 adalah perhelatan yang ke-19 kalinya, menghadirkan 147 desainer, 975 fashion mode, dan 116 model dalam 10 kali fashion show. Selain itu, acara ini juga menyelenggarakan pameran fashion dengan 92 booth Industri Kecil dan Menengah (IKM), 3 booth island, 48 booth fashion desainer, serta 25 IKM mandiri hasil kolaborasi dengan kementerian, asosiasi, dan swasta. Sebuah kompetisi fashion juga akan diadakan dengan 76 peserta dari berbagai penjuru Indonesia.
Baca Juga: Gumregah Merti Uwuh Teras Malioboro, Langkah Kecil namun Dampak Besar untuk Yogyakarta
Syam Arjayanti menambahkan, “Jogja memiliki potensi besar untuk menjadi pusat fashion berkelanjutan dengan jati diri yang kuat. Melalui Jogja Fashion Week, kita tidak hanya mempromosikan produk lokal tetapi juga membangun identitas Jogja sebagai pusat fashion dunia yang menggabungkan warisan budaya dengan inovasi.”
Dalam mendukung kesuksesan JFW 2024, Disperindag DIY telah melakukan berbagai upaya promosi sejak Mei 2024, termasuk kolaborasi dengan berbagai dinas dan partisipasi dalam berbagai acara besar, baik lokal maupun internasional.
Jogja Fashion Week 2024 diharapkan mampu menciptakan transaksi yang signifikan dan memperkuat posisi Yogyakarta sebagai salah satu pusat fashion yang diperhitungkan di dunia. “Dengan craft fashion-nya yang unik, Jogja siap memukau dunia,” tutur Syam Arjayanti. []