BacaJogja – Plunyon Kalikuning, objek wisata yang terletak di Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Salah satu daya tarik utama tempat destinasi wisata di kaki Gunung Merapi ini adalah jembatan ikonik yang pernah menjadi lokasi syuting untuk film KKN di Desa Penari dan Badarawuhi.
Jembatan ini, dikenal dengan sebutan Plunyon, berada di kawasan wisata alam Kalikuning yang termasuk dalam Taman Nasional Gunung Merapi.
Baca Juga: Rahasia Bakmi Gandok Kraton: Kenapa Hanya Buka Sampai Jam 9 Malam?
Objek wisata ini buka mulai pukul 09.00 pagi hingga 15.00 sore. Akses menuju lokasi ini juga mudah dijangkau, baik dengan sepeda motor maupun mobil, dan tersedia area parkir yang luas. Dari tempat parkir, pengunjung akan berjalan sekitar 5 menit menuju loket pembayaran tiket.
Plunyon Kalikuning cocok bagi para pengunjung yang ingin menghabiskan waktu libur akhir pekan sambil menikmati pemandangan alam hijau dengan latar belakang Gunung Merapi. Selain menikmati pemandangan dan berfoto di jembatan ikonik, pengunjung juga dapat bermain air di sungai dengan bebatuan besar di sekitarnya. Lokasi ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 5 menit dari jembatan.
Baca Juga: Mitra Driver Maxim Yogyakarta Kecelakaan Dapat Santunan Rp7,3 Juta dari YPSSI
Tak hanya itu, bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi “muncak tipis-tipis”, dapat mencoba menyusuri jalur trekking yang telah disediakan. Jalur ini terletak di sebelah kiri setelah melewati aliran sungai.
Ivan, salah satu pengunjung, mengungkapkan bahwa tempat ini cocok untuk mereka yang benar-benar ingin menikmati alam. “Tempatnya yang hijau dengan pemandangan gagah Gunung Merapi serta aliran sungai yang jernih memberikan perpaduan yang selaras,” ujarnya.
Baca Juga: Klitih Beraksi, Korban Tabrak Pohon dan Tenggelam di Selokan Mataram Sleman
Tak heran jika Plunyon Kalikuning semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar kota. Keindahan alam yang ditawarkan memberikan kesan mendalam yang membuat para pengunjung ingin kembali merasakan keindahannya. []
Artikel kiriman Dava Putra Anandya
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Broadcasting Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
