Menelisik Harmoni Alam dan Tradisi di Padukuhan Jaban Saat Menyambut Tim Monev “Aku Hatinya PKK”

  • Whatsapp
Tim Monev Aku Hatinya PKK
Bupati Sleman mendampingi Tim Monev Aku Hatinya PKK di Pedukuhan Jaban. (Foto: Pemkab Sleman)

BacaJogja – Di tengah kesibukan urban yang semakin menyergap kehidupan, ada sebuah tempat di Kabupaten Sleman yang menawarkan napas segar bagi jiwa-jiwa yang rindu akan kesederhanaan dan kedamaian. Padukuhan Jaban, sebuah kawasan yang terletak di Kalurahan Tridadi, Kapanewon Sleman, tidak hanya menyimpan keindahan alam yang asri, tetapi juga potensi budaya yang masih terpelihara dengan baik.

Suasana di Padukuhan Jaban terasa berbeda, Selasa, 3 September 2024. Suara riuh rendah sapaan ramah masyarakat setempat bercampur dengan canda tawa anak-anak yang berlarian di antara pekarangan rumah.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Perjalanan Perkuliahan di Kampus, Antara Tantangan dan Kenangan Dunia Mahasiswa

Hari itu, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, bersama Ketua PKK Kabupaten Sleman, Sri Hapsari Suprobo Dewi, menyambut rombongan Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) program “Aku Hatinya PKK” dengan penuh antusias.

Dalam kunjungan tersebut, Tim Monev diajak menyusuri lorong-lorong kecil di Padukuhan Jaban, tempat di mana keajaiban sederhana terjadi setiap harinya. Pekarangan rumah warga yang semula hanya berfungsi sebagai halaman biasa, kini menjelma menjadi lahan produktif yang ditanami berbagai jenis tanaman obat dan sayuran.

Tidak hanya itu, pekarangan ini juga menjadi ruang bermain bagi anak-anak, sekaligus ladang belajar bagi mereka yang dikenal sebagai “petani cilik”.

Baca Juga: Menghidupkan Kembali Warisan Budaya: Mahasiswa UAD Workshop Permainan Tradisional di Wirokerten Bantul

“Di sinilah kita bisa merasakan bagaimana masyarakat Sleman menjaga dan mengembangkan tradisi leluhur mereka, namun dengan sentuhan inovasi yang relevan dengan zaman modern,” ujar Kustini.

Program “Aku Hatinya PKK” bukan hanya soal mempercantik halaman rumah, tetapi juga tentang bagaimana pekarangan yang indah dan rapi dapat menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan. Kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk menekan angka stunting melalui pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan lokal yang kaya gizi.

“Kami ingin agar masyarakat tidak hanya sekadar menanam, tetapi juga memahami nilai dari setiap tanaman yang mereka rawat. Inilah bentuk nyata dari cinta terhadap lingkungan dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi,” lanjut Kustini dengan senyum bangga.

Baca Juga: 5 Kafe Asyik di Jogja untuk Nugas dan Nongkrong Tanpa Bikin Kantong Jebol

Tak jauh dari lokasi kebun kecil itu, sebuah kelompok ibu-ibu tampak sibuk mengolah hasil panen mereka menjadi produk bernilai tambah, seperti keripik bayam dan jamu tradisional. Inisiatif ini tak lepas dari peran Tim Penggerak PKK Kapanewon Sleman yang terus mendampingi dan memberikan edukasi kepada masyarakat setempat.

Wakil Ketua 3 PKK DIY, Asiantini, yang turut hadir dalam kunjungan ini, mengapresiasi upaya masyarakat Padukuhan Jaban. “Program ini mendukung ketahanan pangan dan ekonomi keluarga melalui tanaman produktif, seperti apotek hidup dan warung hidup. Kami sangat berharap agar semangat ini dapat menyebar ke seluruh wilayah Sleman,” ungkapnya.

Baca Juga: Mitra Driver Maxim Yogyakarta Kecelakaan Dapat Santunan Rp7,3 Juta dari YPSSI

Sore itu, ketika matahari mulai meredup, suasana di Padukuhan Jaban masih dipenuhi dengan kegembiraan. Bagi masyarakat setempat, kunjungan Tim Monev bukan hanya sebuah penilaian, tetapi juga pengakuan atas usaha mereka dalam menjaga harmoni antara alam dan tradisi.

Di balik keindahan pekarangan yang asri, tersimpan harapan dan cinta yang ditanam oleh tangan-tangan yang tulus. Sebuah cerminan bahwa ketika alam dan manusia saling merawat, keduanya akan tumbuh subur bersama, menciptakan kehidupan yang sejahtera dan berkelanjutan. []

Related posts