BacaJogja – DR Aries Mufti, S.H., S.E., M.Hum., nama yang mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan ekonomi syariah, dikenal sebagai pendiri BMT (Baitul Maal wa Tamwil) pertama di Indonesia. BMT, yang saat ini telah berkembang menjadi lembaga keuangan syariah berbasis komunitas di seluruh pelosok negeri, merupakan gagasan visioner Aris untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih adil dan berlandaskan nilai-nilai Islam.
Di saat ekonomi syariah masih asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, Aries Mufti memperkenalkan BMT sebagai solusi permasalahan kesenjangan ekonomi dan akses permodalan yang dihadapi banyak usaha kecil dan menengah (UMKM). BMT tidak hanya menyediakan jasa keuangan, tetapi juga berperan sebagai lembaga untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, khususnya kalangan umat Islam.
Baca Juga: Rangkaian Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta: dari Miyos Gangsa, Sekaten, Hingga Garebeg Mulud
Dalam wawancaranya bersama tim BacaJogja.id, Aries Mufti mengungkapkan bahwa ekonomi syariah memiliki potensi besar untuk memajukan perekonomian nasional, terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“BMT adalah bukti nyata bagaimana ekonomi syariah dapat membantu masyarakat bawah mendapatkan akses permodalan dengan cara yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islami. Sejak awal pendiriannya, BMT telah menjadi instrumen penting dalam mendukung UMKM berkembang,” ujarnya.
Aries Mufti merupakan salah satu yang mempelopori lahirnya BMT di Indonesia dan berbagi kisah perjuangannya mendirikan lembaga keuangan berbasis syariah ini. Menurutnya, tantangan terbesar saat ini adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap sistem ekonomi syariah.
Baca Juga: Kronologi Pencari Ikan Terseret Arus di Muara Opak Bantul
Namun, dengan upaya dan pendidikan yang konsisten, BMT kini berkembang pesat di berbagai wilayah di Indonesia dan menjadi salah satu penggerak perekonomian berbasis komunitas.
Aris Mufti juga menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi di era digital bagi para pengusaha Muslim.
“Saat ini, ekonomi syariah harus mampu bersaing di era teknologi. Digitalisasi adalah kunci untuk memperluas jangkauan BMT dan lembaga-lembaga syariah lainnya agar dapat melayani lebih banyak masyarakat, khususnya generasi muda yang menjadi penggerak ekonomi masa depan,” jelasnya.
Baca Juga: Pesona Halal Beauty Fest 2024 di JEC: Perpaduan Kecantikan dan Syariah yang Memukau
Selain itu, Aries Mufti juga mengajak para pelaku usaha Muslim untuk terus mengedepankan prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan usahanya. Menurutnya, keberhasilan dalam bisnis syariah tidak hanya diukur dari keuntungan material, tetapi juga dari dampak sosial yang dihasilkan.
“Kita harus tetap berkomitmen untuk menjunjung nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan keberkahan dalam setiap aktivitas bisnis. Ekonomi syariah tidak hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera,” imbuhnya.
Baca Juga: Dukung Rumah Layak Huni, Pemkab Sleman Serahkan Stimulan Rp10-20 Juta per Unit
Keberhasilan Aries Mufti membangun BMT telah menginspirasi banyak pengusaha dan aktivis sosial di Indonesia. BMT yang didirikannya membuktikan bahwa sistem perekonomian yang berlandaskan nilai-nilai Islam mampu memberikan solusi terhadap permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat serta menjadi kekuatan penting bagi pembangunan perekonomian nasional.
Dengan warisannya yang terus berkembang, Aries Mufti Madani akan selalu diingat sebagai pelopor yang membuka jalan bagi ekonomi syariah di Indonesia, serta memperjuangkan inklusi keuangan yang lebih adil dan merata bagi semua kalangan masyarakat. []
Artikel kiriman Dien Yafi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY