BacaJogja – YouTuber asal Amerika Serikat, IShowSpeed, atau yang kerap disapa Speed, menyempatkan diri untuk berkunjung ke Yogyakarta dalam tur Asia-nya. Sebelumnya, Speed telah menjelajahi dua kota di Indonesia, yaitu Jakarta dan Bali.
Pria berusia 19 tahun ini tiba di Indonesia pada 19 September lalu, dan destinasi pertamanya adalah Kota Tua di Jakarta. Dalam kunjungannya, Speed merekam segala aktivitasnya melalui *live streaming di kanal YouTube resminya. Indonesia bahkan mencetak rekor dengan 1 juta penonton pada hari pertama kunjungan Speed, jumlah penonton tertinggi selama tur ini berlangsung.
Baca Juga: SSB Bangunharjo KU-12 Juara 1 Fun Game Piala Rektor UAJY di Sleman
Karena antusiasme yang tinggi, pria kelahiran Cincinnati, Ohio ini memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya ke Bali. Di sana, layaknya turis, Speed belajar tentang budaya lokal dan bahkan ikut serta dalam tarian Kecak. Kehadirannya memberi dampak positif bagi sektor pariwisata Indonesia, karena popularitasnya di YouTube dengan 31,8 juta pengikut, serta rata-rata 500 ribu penonton per harinya.
Setelah Bali, Speed memilih Yogyakarta sebagai destinasi selanjutnya. Jogja menjadi pemberhentian ketiga Speed di Indonesia. Di Yogyakarta, ia pertama kali mengunjungi Pasar Beringharjo dan mampir ke Toko Hamzah Batik yang berlokasi di kawasan Malioboro.
Baca Juga: Jogja Spoor Festival 2024: Event Seru Perpaduan Edukasi dan Wisata Keluarga di Yogyakarta
Di Jogja, Speed sempat mencoba bermain alat musik tradisional gendang dan mencicipi minuman tradisional jamu. Namun, kedatangan YouTuber terkenal ini jelas mengundang perhatian banyak orang di sekitar Malioboro, bahkan kerumunan massa semakin membesar karena banyak yang melihat live stream-nya.
Kerumunan yang tak terkontrol di Malioboro memaksa Speed untuk segera berpindah tempat dengan harapan bisa menghindari massa. Namun, sayangnya, memilih Alun-Alun Kidul (Alkid) sebagai destinasi berikutnya justru menciptakan masalah baru. Pada hari Sabtu, Alkid memang biasanya ramai pengunjung.
Benar saja, setibanya di Alkid, Speed langsung dikerubungi oleh para penggemarnya. Dalam waktu singkat, kerumunan yang semula kecil berubah menjadi sangat padat. Situasi ini menyebabkan kerusakan pada barang dagangan di sekitar lapangan Alkid.
“Nèk kaya ngéné iki sing tanggung jawab sapa? Dagangané rusak kabèh!” ucap seorang pedagang saat dagangannya rusak akibat kerumunan yang membeludak.
Diketahui, salah satu pedagang mengalami kerugian hingga 600 ribu rupiah akibat kejadian ini. []
Artikel Kiriman Dien Yafi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY