BacaJogja – Puncak Suroloyo, salah satu destinasi wisata alam paling ikonik di Pegunungan Menoreh, menawarkan pesona alam dan sejarah yang memikat. Berada pada ketinggian 981 meter di atas permukaan laut (mdpl), puncak ini memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para wisatawan yang ingin melihat pemandangan menakjubkan dari atas awan.
Dari sini, wisatawan dapat menyaksikan keindahan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekaligus menikmati panorama Yogyakarta yang membentang luas.
Baca Juga:
Dirangkum dari berbagai sumber, Pegunungan Menoreh sendiri dikenal dengan beberapa puncak lainnya yang juga tinggi, seperti Gunung Ayamayam (1.020 mdpl), Gunung Trajumas (1.020 mdpl), Gunung Kendil (999 mdpl), dan Gunung Kunir (975 mdpl).
Namun, Puncak Suroloyo tetap menjadi magnet utama karena daya tarik pemandangannya yang luar biasa serta kisah-kisah legendaris yang menyertainya.
Baca Juga: Djoes Kode Yogyakarta: Tempat Nongkrong Sehat dengan Jus Segar ala Suasana Kafe
Di kawasan Puncak Suroloyo, terdapat tiga gardu pandang yang sering disebut sebagai “pertapaan”, yaitu Suroloyo, Sariloyo, dan Kaendran. Setiap gardu ini menawarkan sudut pandang yang berbeda untuk menikmati lanskap alam yang luar biasa indah.
Tak hanya wisatawan yang datang untuk menikmati pemandangan, Puncak Suroloyo juga kerap dikunjungi oleh mereka yang ingin merasakan atmosfer spiritual dari tempat ini.
Baca Juga: Beringharjo Great Sale 2024 Hadirkan Diskon Non-Tunai Selama 3 Bulan
Legenda Raden Mas Rangsang dan Wangsit Penguasa Tanah Jawa
Selain keindahan alamnya, Puncak Suroloyo juga menyimpan legenda yang tak kalah menarik. Kisah ini bermula dari seorang pujangga terkenal Keraton Surakarta, Ngabehi Yasadipura, yang mengisahkan dalam kitabnya berjudul Cabolek tentang perjalanan spiritual Raden Mas Rangsang, Putra Mahkota Kerajaan Mataram Islam.
Menurut cerita, Raden Mas Rangsang, yang kemudian dikenal sebagai Sultan Agung Hanyakrakusuma, mendapat wangsit bahwa ia ditakdirkan menjadi penguasa tanah Jawa. Untuk menggenapi takdir tersebut, ia diperintahkan untuk melakukan perjalanan dari Keraton di Kotagede menuju Pegunungan Menoreh.
Baca Juga: Kisah di Balik WJNC 2024: Pingsan di Kerumunan dan Fasilitas Umum yang Rusak
Setelah menempuh jarak sekitar 40 kilometer, Raden Mas Rangsang jatuh pingsan karena kelelahan. Dalam keadaan tak sadarkan diri, ia menerima wangsit kedua yang memerintahkannya untuk bertapa di tempat itu. Tempat inilah yang kemudian dikenal sebagai Puncak Suroloyo.
Bagi para pengunjung yang tertarik dengan perpaduan antara wisata alam dan sejarah, Puncak Suroloyo adalah destinasi yang sempurna. Keindahan alamnya yang menakjubkan, dikombinasikan dengan cerita legenda yang kental dengan nilai budaya, menjadikan tempat ini sebagai lokasi yang layak dikunjungi.
Puncak Suroloyo tidak hanya menawarkan panorama luar biasa, tetapi juga kisah spiritual yang telah hidup dalam sejarah Jawa selama berabad-abad. []