Musim Pancaroba di Yogyakarta: Waspada ISPA dan Faringitis, Ini Tips Pencegahannya

  • Whatsapp
ilustrasi ispa
Ilustrasi ISPA (Istimewa)

BacaJogja – Musim pancaroba dengan perubahan cuaca yang tidak menentu dan suhu fluktuatif memicu lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan faringitis di Kota Yogyakarta. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menghimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

Endang Sri Rahayu, Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi, menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang berubah drastis serta tingginya kelembapan mempermudah penyebaran virus dan bakteri, yang mengakibatkan meningkatnya risiko terkena penyakit seperti flu, batuk, pilek, hingga radang tenggorokan atau faringitis.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Kronologi dan Motif Penganiayaan Remaja hingga Meninggal di Bantul, 11 Orang Ditangkap

“Kurang minum air putih, konsumsi makanan berminyak, asap rokok, dan polusi udara juga turut memperparah kondisi faringitis,” ungkap Endang.

Gejala umum ISPA mencakup hidung tersumbat, batuk kering, dan demam, sementara faringitis ditandai dengan rasa sakit saat menelan dan tenggorokan kering.

Baca Juga: BPRS HIK MCI Yogyakarta Diluncurkan Sebagai LKS-PWU: Tingkatkan Wakaf Uang untuk Kemaslahatan Umat

Endang mengingatkan masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, dan rutin berolahraga. Ia juga menekankan pentingnya penggunaan masker dan menghindari kontak dengan orang sakit.

Peningkatan jumlah pasien dengan keluhan pernapasan dilaporkan di beberapa rumah sakit dan puskesmas di wilayah Yogyakarta.

Baca Juga: KPU Bantul Siapkan Debat Pilkada 2024 dengan Serius, Ini Bocoran Isu Panasnya

Ketua Tim Kerja Surveilans Dinas Kesehatan, Solikhin Dwi, mengungkapkan bahwa hingga Oktober 2024, kasus ISPA mencapai 59.092 orang, dan kasus faringitis sebanyak 9.420. Kenaikan ini dikaitkan dengan polusi udara yang disebabkan oleh partikel PM2.5, terutama selama kemarau panjang.

Pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi, termasuk ketersediaan obat-obatan dan fasilitas kesehatan di wilayah dengan kasus tinggi. Masyarakat diminta segera memeriksakan diri jika mengalami gejala pernapasan agar dapat ditangani dengan cepat. []

Related posts