BacaJogja – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Alma Ata menggelar persiapan lapangan (TEKPAL) pada 28 Oktober 2024. Melalui kegiatan ini, BEM Universitas Alma Ata menyatakan kesiapannya untuk turut serta dalam aksi damai bertajuk *Santri Memanggil* pada Selasa, 29 Oktober 2024. Dalam aksi tersebut, BEM Universitas Alma Ata akan mengerahkan 300 peserta untuk turun ke jalan.
Ketua BEM Universitas Alma Ata, Tegar Pradana, menekankan bahwa peredaran minuman keras (miras) di Daerah Istimewa Yogyakarta kini berada pada tahap yang mengkhawatirkan, menimbulkan keresahan di tengah masyarakat akibat semakin mudahnya akses terhadap miras.
Baca Juga: Pemda Tanggapi Aksi FUI DIY: Langkah Tegas untuk Stop Peredaran Miras di Yogyakarta
BEM Universitas Alma Ata mendukung penuh upaya pemberantasan miras yang diinisiasi oleh MUI, NU, dan Muhammadiyah di Yogyakarta. “Dengan tegas, BEM Universitas Alma Ata mendukung sepenuhnya dan siap berperan aktif dalam memerangi serta memberantas peredaran miras di Daerah Istimewa Yogyakarta. Barang haram ini jelas membawa banyak kemudaratan dan bahkan dapat memicu tindak kriminalitas lainnya,” ujar Tegar Pradana.
Lebih lanjut, Tegar menjelaskan bahwa aksi damai ini bertujuan untuk menunjukkan empati terhadap dua santri Pondok Pesantren Al-Fatimiyah Al-Munawwir, Krapyak, yang menjadi korban penusukan dan penganiayaan.
Baca Juga: Rektor UII Yogyakarta: Biro Umrah Harus Profesional Melayani Para Tamu Allah
Aksi ini memiliki dua tuntutan utama, yaitu mendesak Polda DIY segera mengadili pelaku penusukan dan menindak tegas peredaran miras di Yogyakarta. “Poin utama dalam aksi kali ini adalah menangkap dan mengadili pelaku penusukan secepatnya serta mendesak Polda DIY untuk bertindak tegas dalam memberantas peredaran minuman keras yang sudah merajalela di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,” tambahnya.
BEM Universitas Alma Ata berharap agar tuntutan ini dapat segera terealisasi. “Harapannya kedua tuntutan tadi dapat dipenuhi dan dilaksanakan oleh Polda DIY. Yogyakarta adalah kota pelajar, sehingga sangat tidak etis jika kota pelajar justru menjadi sarang minuman keras yang menimbulkan berbagai tindak kriminalitas,” ungkapnya.
Baca Juga: Polisi Tangkap Terduga Pelaku Penusukan Santri di Prawirotaman, GP Ansor DIY Apresiasi Langkah Cepat
“Dan pesan saya kepada teman-teman, dalam agama Islam kita diminta untuk amar ma’ruf nahi munkar, tetapi nahi munkar itu lebih sulit daripada amar ma’ruf,” imbuh Tegar Pradana, Presiden Mahasiswa Universitas Alma Ata.
Penulis Artikel: Ananda Aditya
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Alma Ata Yogyakarta.