BacaJogja – Global Gotong Royong Tetrapreneur (G2RT) dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi menjalin sinergi dalam upaya mempercepat pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara MES DIY dan G2RT yang berlangsung di Gedung Kresna, Biro Tata Pemerintahan DIY, Jumat, 15 November 2024.
Ketua Umum Badan Pengurus Harian MES DIY, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., menyebutkan bahwa visi dan misi G2RT serta MES DIY memiliki banyak kesamaan. “Dengan kolaborasi ini, kita dapat lebih cepat mewujudkan pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan,” ujarnya.
Baca Juga: Kasongan, Desa Gerabah di Bantul yang Kini Populerkan Kerajinan Kipas dan Topi Batik Unik
Dalam sambutannya, Prof. Edy menekankan pentingnya pendekatan berbasis budaya lokal dalam gerakan pemberdayaan. “Manajemen kultur dan kearifan lokal harus diutamakan. Jangan menganggap lingkungan sekitar sebagai ruang kosong (empty space),” kata Rektor Universitas Widya Mataram itu.
Menurut Prof. Edy, G2RT telah menunjukkan perannya dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya lokal. “Bagaimana kita memanfaatkan inner resources manusia dan menstimulasi lingkungan sekitar menjadi tantangan utama dalam mengatasi pengangguran,” tambahnya.
Baca Juga: Green House Melon dan Strawberry di Wanadelima Orchard Kulon Progo Dukung Kedaulatan Pangan
Empat Pilar G2RT
Founder dan Konseptor G2RT, Rika Fatimah PL, S.T., M.Sc., Ph.D., menjelaskan empat pilar dalam model G2RT yang disebut sebagai tetra:
1. Rantai Wirausaha
2. Pasar Wirausaha
3. Kualitas Wirausaha
4. Merek Wirausaha
Baca Juga: Polres Kulon Progo Pastikan Outlet Miras Tutup, Police Line Tetap Terpasang
“Model ini telah diterapkan di luar DIY dan berkolaborasi dengan beberapa kementerian. Saatnya G2RT tidak hanya bergerak di tingkat regional, tetapi juga nasional dan global,” ungkap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM itu.
Danang Samsurizal, S.T., Kepala Bagian Rekayasa Sosial Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat Setda DIY, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menegaskan bahwa diskusi mendalam seperti Focus Group Discussion (FGD) harus terus dilanjutkan. “Pemberdayaan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari pemberdayaan ekonomi,” jelasnya.
Acara yang dihadiri sekitar 25 peserta dari berbagai kalangan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif dan foto bersama para narasumber. []