BacaJogja – Keraton Yogyakarta menghadirkan pameran perdana bertajuk *Tales of the Land We Live In* yang mengupas perjalanan panjang Tanah Kasultanan atau Sultanaatgrond pada 14 November 2024 – . Bertempat di Sasana Hinggil Dwi Abad, pameran ini digelar bersama Paniradya Kaistimewan dan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (DPTR), menyoroti sejarah, peran, dan tantangan pengelolaan tanah tersebut bagi masyarakat DIY.
Pameran ini membawa pengunjung menyelami transformasi Hutan Beringan sejak era pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) hingga menjadi bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lebih dari sekadar sejarah, pameran juga menampilkan asas kebermanfaatan Tanah Kasultanan dalam mendukung fasilitas umum seperti pasar, sekolah, rumah sakit, hingga objek wisata.
Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca Jawa Tengah: Waspadai Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Hari Ini
Tanah Kasultanan dan Keistimewaan DIY
Sebagai bagian dari implementasi Undang-Undang Keistimewaan Nomor 13 Tahun 2012, pameran ini mempertegas kewenangan DIY dalam pengelolaan pertanahan. Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono menggarisbawahi pentingnya tata kelola yang transparan dan pemahaman menyeluruh oleh masyarakat.
“Kami mengajak masyarakat mengingat kembali asal mula keberadaan Tanah Kasultanan dan perlunya tata kelola yang tepat, sehingga diperoleh kepastian hukum bagi yang memanfaatkannya,”* ujar GKR Condrokirono dikutip dari laman Kraton Jogja.
Pameran ini juga menghadirkan informasi prosedur permohonan dan pemanfaatan Tanah Kasultanan, termasuk transparansi perhitungan pisungsun.
Merangkul UMKM dan Masyarakat Lokal
Selain eksplorasi sejarah, pameran ini melibatkan UMKM lokal dalam stan-stan pendukung, yang dapat dikunjungi hingga 16 November 2024. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk Diskominfo dan Dinas Koperasi dan UMKM DIY, menjadikan acara ini sebagai ruang edukasi dan kolaborasi.
Baca Juga: Waspada Hoaks! Informasi Lowongan Pendamping Lokal Desa (PLD) dengan Gaji Belasan Juta Rupiah
GKR Maduretno, bersama jajaran pemerintah DIY, turut menghadiri pembukaan pameran dan mengapresiasi langkah Keraton dalam mengedukasi masyarakat terkait hak dan kewajiban atas Tanah Kasultanan.
Pameran Tales of the Land We Live In menjadi momentum penting untuk memahami sejarah dan masa depan Tanah Kasultanan sebagai warisan budaya yang hidup. []