Begini Program Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta: Pilot Project di Gunungkidul dan Sleman

  • Whatsapp

BacaJogja – Pemerintahan Prabowo-Gibran resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 6 Januari 2025. Program ini menyasar tiga juta penerima manfaat di 26 provinsi, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dengan cakupan mulai dari Aceh hingga Papua Selatan, MBG bertujuan memberikan akses makanan bergizi kepada masyarakat kurang mampu guna mengatasi masalah gizi buruk dan kelaparan.

Pelaksanaan MBG di Yogyakarta

Di DIY, pelaksanaan MBG difokuskan pada jenjang pendidikan SMA, SMK, dan SLB.

Read More

Baca Juga: BKN Umumkan Penyesuaian Jadwal PPPK: Ini Kesempatan Anda untuk Bergabung!

Kabag Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, mengatakan, program ini melibatkan 344 satuan pendidikan dengan total siswa:

  • SLB: 4.963 siswa (81 sekolah)
  • SMA: 62.728 siswa (176 sekolah)
  • SMK: 90.475 siswa (207 sekolah)

Program ini dijalankan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) yang bekerja sama dengan institusi TNI melalui Kodim dan Koramil sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). “Untuk tahap awal, pilot project MBG di DIY akan berlangsung di empat sekolah di dua kabupaten, yaitu Gunungkidul dan Sleman,” ujar Ditya kepada wartawan, Selasa, 7 Januari 2025.

Baca Juga: Dana PIP 2025 Cair! Begini Cara Cek NISN dan Persyaratan untuk Mendapatkan Bantuan

Empat Sekolah Pilot Project

Empat sekolah yang dipilih sebagai percontohan adalah:

  • SMK Negeri 3 Wonosari
  • SMA Negeri 1 Wonosari
  • SMA Negeri 2 Sleman
  • SMK Muhammadiyah Mlati

Pilot project ini diharapkan menjadi langkah awal yang efektif untuk mengukur dampak program sebelum diperluas ke seluruh wilayah. Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan TNI, program ini bertujuan memastikan distribusi makanan bergizi tepat sasaran dan berkelanjutan.

Baca Juga: Waspada! Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Landa Yogyakarta Hari Ini

Program MBG menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menangani masalah gizi buruk di Indonesia. Jika implementasi awal di DIY berjalan sukses, skema ini diharapkan menjadi model nasional dalam menjamin akses gizi bagi masyarakat, terutama di sektor pendidikan.

Dengan langkah strategis seperti ini, Indonesia bergerak lebih dekat menuju tujuan peningkatan kualitas hidup generasi mudanya. []

Related posts