BacaJogja – Tradisi agung kembali digelar di Keraton Yogyakarta dalam rangka memperingati Ulang Tahun Kenaikan Takhta (Tingalan Jumenengan Dalem) ke-36 Sri Sultan Hamengku Buwono X. Rangkaian prosesi sakral ini akan berlangsung mulai Senin – Jumat, 27-31 Januari 2025. Acara ini tidak hanya menjadi momen refleksi budaya tetapi juga menguatkan kearifan lokal yang menjadi identitas Yogyakarta.
Rincian Agenda Tingalan Jumenengan Dalem
- Hajad Dalem Ngebluk
- Hari/Tanggal: Senin, 27 Januari 2025
- Waktu: Pukul 08.00–12.00 WIB
- Lokasi: Bangsal Sekar Kedhaton (tertutup)
- Hajad Dalem Ngapem
- Hari/Tanggal: Selasa, 28 Januari 2025
- Waktu: Pukul 08.00 WIB hingga selesai
- Lokasi: Bangsal Sekar Kedhaton (tertutup)
Baca Juga: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Buka Lowongan Dosen Doktor Insentif Rp50 Juta
- Sugengan Tingalan Jumenengan Dalem
- Hari/Tanggal: Rabu, 29 Januari 2025
- Waktu: Pukul 08.00 WIB hingga selesai
- Lokasi: Emper Kagungan Dalem Bangsal Kencana (tertutup)
- Labuhan Parangkusumo
- Hari/Tanggal: Kamis, 30 Januari 2025
- Waktu: Pukul 07.00–12.00 WIB
- Lokasi: Rute Keraton–Cepuri Parangkusumo–Pantai Parangkusumo (terbuka)
- Catatan: Ubarampe (perlengkapan labuhan) akan diberangkatkan secara bersamaan ke Gunung Merapi dan Gunung Lawu.
- Labuhan Merapi dan Lawu
- Hari/Tanggal: Jumat, 31 Januari 2025
- Waktu: Pukul 07.00–12.00 WIB
- Lokasi: Petilasan Srimanganti Merapi (terbuka) dan Hargo Dalem Gunung Lawu (tertutup)
Baca Juga: Libur Panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025: Teras Malioboro Jadi Destinasi Andalan
Penutupan Wisata Kedhaton dan Imbauan Penggunaan Drone
Untuk mendukung kelancaran dan kekhidmatan prosesi, Wisata Kedhaton Keraton Yogyakarta akan ditutup pada Rabu (29/01). Selain itu, pembatasan penggunaan drone di sekitar wilayah Cepuri Keraton akan diberlakukan mulai Senin (27/01) pukul 11.00 WIB hingga Jumat (31/01) pukul 12.00 WIB.
Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan prosesi Labuhan secara langsung, diimbau untuk tetap tertib dan menjaga suasana agar prosesi berlangsung khidmat. Tradisi ini bukan hanya simbol, tetapi juga cerminan budaya luhur yang harus dilestarikan bersama.
Keraton Yogyakarta mengajak seluruh masyarakat untuk meresapi makna Tingalan Jumenengan Dalem sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. []
