BacaJogja – Pameran Parama Iswari: Mahasakti Keraton Yogyakarta yang berlangsung di Kagungan Dalem Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menutup rangkaian acara pada 22 Januari 2025 dengan penuh kebanggaan. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam pidatonya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan acara ini.
Pameran yang diselenggarakan sejak Oktober 2024 tersebut mengangkat tema kesetaraan gender yang telah terpatri dalam budaya dan tradisi Keraton Yogyakarta.
Baca Juga: Cuaca Yogyakarta 23–25 Januari 2025: Waspada Hujan Lebat dan Cuaca Ekstrem
Pameran ini tidak hanya sekadar menampilkan artefak budaya atau karya seni, tetapi juga menjadi wahana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya peran perempuan dalam peradaban. “Kesetaraan gender bukanlah sebuah cita-cita modern yang baru dimunculkan, tetapi sudah menjadi bagian dari kearifan lokal yang terkandung dalam budaya Keraton Yogyakarta. Hal ini kita buktikan dengan adanya penghormatan terhadap perempuan dalam segala aspek kehidupan yang ada di Keraton,” ujar Sri Sultan.
Pameran ini juga berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat untuk merenungkan kembali peran penting perempuan, baik dalam sejarah kerajaan maupun dalam perkembangan budaya Jawa. Dalam pidatonya, Sri Sultan mengungkapkan bahwa perempuan memiliki peran yang vital tidak hanya dalam mendampingi laki-laki, tetapi juga dalam memperkuat setiap sendi kehidupan, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga negara.
Baca Juga: Panduan Libur Sekolah Ramadan dan Idulfitri 2025: Kebijakan, Jadwal, dan Peran Pemangku Kepentingan
“Ketika perempuan dihormati, kita sedang merawat peradaban untuk menuju tatanan yang lebih manusiawi dan lebih berkeadilan,” lanjut Sri Sultan. Pernyataan ini menegaskan pentingnya peran perempuan dalam setiap perubahan sosial dan budaya, serta perlunya penghormatan terhadap mereka sebagai pondasi untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil.
Melalui pameran ini, Keraton Yogyakarta ingin menegaskan bahwa penghormatan terhadap perempuan adalah cerminan dari peradaban yang terus berkembang. “Harapan saya, semangat Parama Iswari akan terus menggema di seluruh Nusantara, mempengaruhi kebijakan publik, hubungan sosial, hingga ke dalam ruang keluarga, untuk menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan berkelanjutan,” tutup Sri Sultan dengan penuh harapan.
Baca Juga: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Buka Lowongan Dosen Doktor Insentif Rp50 Juta
Sebagai bagian dari rangkaian pameran, berbagai koleksi budaya dan seni yang menampilkan gambaran perempuan sebagai sosok yang tidak hanya berdiri di belakang laki-laki, tetapi juga sebagai penguat dan pendorong kemajuan peradaban, disuguhkan dengan sangat baik. Dengan nama Prameswari yang berarti perempuan utama, pameran ini menegaskan bahwa perempuan memiliki tempat yang sangat penting dalam sejarah kerajaan Jawa dan budaya Yogyakarta. []