ACF TB Kota Yogyakarta Digencarkan: 1.161 Kasus Terdeteksi, Pemkot Target Jadi Pusat Penanganan TB Nasional

  • Whatsapp
pencegahan TB
Para abdi dalem dan pelaku wisata di Kraton Yogyakarta mengikuti pemeriksaan kesehatan dan Actife Case Finding TB yang diadakan Kemenkes (Pemkot Jogja)

BacaJogja – Pemerintah Kota Yogyakarta terus memperkuat langkah penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TB) dengan menggencarkan pemeriksaan kesehatan dan Active Case Finding (ACF) di berbagai titik keramaian. Program ini merupakan kerja sama Pemkot Yogyakarta dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai upaya meningkatkan penemuan dini kasus TB, mempercepat pengobatan, serta melacak kontak erat untuk mencegah penularan.

Kegiatan ACF TB kali ini dipusatkan di Magangan Kraton Yogyakarta, Sabtu (29/11/2025), dengan sasaran abdi dalem dan pelaku wisata di kawasan Kraton dan Malioboro. Dalam kegiatan ini, masyarakat menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap sekaligus deteksi TB aktif secara gratis.

Read More

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan apresiasi atas dukungan Kemenkes dalam pelaksanaan ACF di wilayah Kota Yogyakarta. Ia menyebut pelaksanaan skrining TB di Yogyakarta akan dijadikan pilot project nasional dalam upaya penemuan kasus dan pengobatan pencegahan.

Baca Juga: Dinas Kebudayaan DIY: Nama Jembatan Kabanaran Berdasar Spirit Sejarah, Bukan Penetapan Lokasi Sunan Kabanaran

“Hari ini Pak Wamen Pak Beny memberikan bantuan untuk skrining di Kota Yogya. Kita sepakat menjadi pilot project untuk sukses skrining dan contact tracing. Kita harus sukses menjadi contoh untuk pengobatan pencegahan TB,” ujar Hasto saat meninjau ACF bersama Wakil Menteri Kesehatan.

Hasto menegaskan bahwa temuan kasus TB di Kota Yogyakarta tergolong tinggi dan berpotensi menyebar secara masif, terutama pada kawasan padat penduduk dan lingkungan permukiman kumuh. Karena itu, pemeriksaan rutin dan pengobatan pencegahan harus dipastikan berjalan optimal agar tidak terjadi penularan berantai.

Data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat hingga pertengahan November 2025 terdapat 1.161 kasus TB, yang sebagian besar sudah memulai pengobatan. Dari jumlah tersebut, 1.085 pasien telah memulai terapi TB, dan sisanya sedang dalam proses persiapan pengobatan. Menariknya, sebagian kasus berasal dari warga luar daerah yang mengakses layanan kesehatan di Yogyakarta.

Baca Juga: Harga Mulai Rp 340 Ribu: Pemkot Yogyakarta Lelang Motor, Truk, hingga Ambulans

“Minum obat meskipun belum sakit, itu langkah baik untuk pencegahan. Kami siap bersama Dinkes, Labkesda, dan kampus seperti UGM menindaklanjuti. Harapan saya Yogya menjadi center of excellence dan pusat rujukan penanganan TB,” tegas Hasto.

Wakil Menteri Kesehatan RI, Benyamin Paulus Octavianus, menyampaikan bahwa pemeriksaan kesehatan masif melalui ACF dilakukan untuk mengurangi jumlah penderita TB secara signifikan di Indonesia. Ia menyebut Indonesia saat ini berada pada posisi nomor dua kasus TB terbanyak di dunia.

Menurut Benyamin, estimasi penderita TB di Indonesia mencapai 1,090 juta kasus. Dari pelaksanaan ACF nasional, sekitar 760 ribu orang telah diperiksa, dan masih ada 340 ribu orang yang akan terus disasar hingga akhir Desember 2025.

“Tujuan kita menemukan kasus, mengobati sampai sembuh, dan memutus penularan. Jika sudah tidak ada kuman, pasien dinyatakan bebas TB. Itulah yang kita kejar melalui kegiatan ACF di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga: Sri Sultan: Seluruh Target Pembangunan Lima Tahun Harus Tercapai di 2027

Pemerintah Kota Yogyakarta menegaskan komitmen untuk mengaktifkan contact tracing ketat. Setiap warga yang tinggal satu rumah atau berinteraksi erat dengan pasien TB akan diperiksa dan mendapatkan obat pencegahan untuk menghentikan rantai penularan.

“Kalau ada satu yang positif, serumah harus diperiksa semua dan diberi obat semua. Kalau tidak begitu, kita akan kalah dengan TB,” tegas Hasto.

Dengan gerakan pemeriksaan masif ini, Pemkot Yogyakarta dan Kemenkes optimistis dapat menekan angka penularan sekaligus mempercepat eliminasi TB di Indonesia. []

Related posts