BacaJogja – Setelah video editan Tugu Jogja seolah-olah ambruk viral dan memicu perdebatan panas di media sosial, pembuat konten tersebut, Muhammad Zidan Harjito, akhirnya muncul dan menyampaikan klarifikasi serta permintaan maaf terbuka.
Zidan menegaskan bahwa dirinya tidak pernah berniat menghina, menjelekkan, ataupun merendahkan Jogja, terlebih Tugu Jogja sebagai ikon sejarah dan bagian dari Sumbu Filosofis Yogyakarta.
Dalam video klarifikasinya, ia menyampaikan permohonan maaf secara langsung:
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya Muhammad Zidan Harjito, pembuat konten viral Tugu Jogja Ambruk, ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh warga Yogyakarta dan warganet Indonesia.
Konten tersebut tidak ada unsur menghina. Saya hanya mengikuti tren tanpa mempertimbangkan dampaknya.
Saya memohon maaf kepada seluruh warga DIY dan warganet. Ke depan saya akan lebih berhati-hati dan tidak membuat konten sensitif.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Viral Video Picu Reaksi Keras Warga Jogja
Sebelumnya, video editan Tugu Jogja ambruk memicu respons emosional. Banyak warganet, terutama warga Yogyakarta, menilai konten tersebut menyesatkan dan tidak menghargai nilai historis serta kesakralan Tugu.
Beberapa komentar menegaskan bahwa Tugu bukan sekadar bangunan, tetapi simbol budaya, sejarah, dan identitas kota. Tidak sedikit yang memperingatkan agar ikon kota tidak dijadikan bahan candaan tanpa mempertimbangkan dampaknya.
Baca Juga: Kasus TBC di Yogyakarta Melonjak, Mayoritas Pasien Justru Luar Daerah
Harapan Publik: Kreatif Boleh, Tapi Bertanggung Jawab
Dengan adanya klarifikasi dan permintaan maaf terbuka dari Zidan, banyak warganet kini berharap kasus ini menjadi pembelajaran bersama.
Era digital menuntut kreator untuk terus berinovasi, namun kreativitas harus diimbangi etika, empati, dan kesadaran budaya. Satu editan bisa menimbulkan kesalahpahaman massal jika tidak dilakukan dengan bijak.
Fenomena ini mengingatkan kita semua untuk bijak berkarya dan bijak berinternet, agar ruang digital tetap sehat dan saling menghargai nilai budaya. []






