Mau Menikahkan Anak, Ayah di Gunungkidul Gantung Diri di Puncak Bukit

  • Whatsapp
evakuasi gantung diri
Petugas dibantu warga mengevakuasi korban gaantung diri dari puncak bukit. (Foto: Polsek Panggang)

Gunungkidul – Kasus kematian tidak wajar dengan cara gantung diri kembali terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta. Kali ini dialami seorang pria bernama Tukimin, 42 tahun, warga Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang.

Kasubag Humas Polres Gunungkidul, Inspektur Satu (Iptu) Suryanto saat dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan jasad yang meninggal karena gantung diri ini. “Ada penemuan korban gantung diri di atas bukit, tepatnya di Alas Suruh, Dusun Krambil, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang,” katanya, Senin, 19 Juli 2021.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga:

Menurut dia, korban yang bernama Tukimin ini kesehariannya sebagai petani. Korban ditemukan meninggal dunia pada Minggu, 18 Juli 2021 sekitar pukul 15.00 WIB. “Hasil pemeriksaan petugas medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban,” katanya.

“Ada penemuan korban gantung diri di atas bukit, tepatnya di Alas Suruh, Dusun Krambil, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang”

Informasi yang dihimpun kepolisian dari sejumlah saksi, dalam ke kesehariannya Tukimin dikenal sehat, pendiam dan tidak ada pertengkaran dalam rumah tangganya. Bahkan, Tukimin berencana akan menikahkan anaknya pada September mendatang.

Iptu Suryano mengatakan, penemuan korban gantung diri ini bermula saat seorang saksi bernama Sunardi, 45 tahun, hendak mencari rumput untuk pakan ternak ke Alas Padem. Saat melewati alas Suruh, Sunardi terkejut melihat sosok pria dalam posisi menggantung di pohon jati dengan tali melilit di leher.

Saksi pun memutuskan turun bukit untuk memberitahukan apa yang dilihatnya kepada warga sekitar. Warga melaporkan kejadian ini ke Polsek Panggang dan sebagian menuju ke puncak bukit atau tempat korban bunuh diri.

Baca Juga:

Anggota Polsek Panggang dipimpin langsung Kapolsek Panggang AKP Mujiman, langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) bersama petugas medis dari Puskesmas. Petugas dibantu warga mengevakuasi korban turun dari bukit dengan menggunakan bambu.

Proses evakuasi terhadap jenazah korban membutuhkan waktu yang cukup lama karena berada di atas bukit. Setelah dievakusi korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. []

Related posts