Yogyakarta – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan, pembelajaran tatap muka dan objek wisata di Yogyakarta bisa belum dibuka. Sekolah baru bisa dibuka setelah semua pelajar sudah divaksin.
“Saya minta diselesaikan vaksin untuk pelajar. Kalau belum jangan dipaksakan untuk belajar tatap muka, risiko terlalu besar. Persayaratan semua pelajar harus vaksin,” katanya di Kepatihan Yogyakarta, Rabu, 25 Agustus 2021.
Baca Juga: Vaksinasi di Bantul Menyongsong Pelonggaran PPKM Destinasi Wisata
Raja Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan, saat yang mayoritas sudah divaksin adalah guru, sedangkan siswanya masih sangat sedikit yang divaksin. “Siswa vaksin, guru ya vaksin baru bisa pembelajaran tatap muka. Makanya sekarang digenjot vaksin untuk pelajar dan masyarakat agar awal Oktober bisa diselesaikan vaksin,” kata Sri Sultan.
Sri Sultan mengungkapkan, tidak masalah sekolah sudah mulai persiapan atau simulasi tatap muka. “Tidak ada masalah persiapan, tapi tatap mukanya belum,” ungkap Ngarsa Dalem, sapaan lain Sri Sultan.
Baca Juga: Daftar 13 Destinasi Wisata di Yogyakarta yang Bisa Dinikmati secara Virtual
Hal serupa juga berlaku untuk destinasi wisata. Mininal vaksinasi sudah 80 persen objek wisata baru bisa dibuka. “Selaama Yogyakarta belum 80 persen, jangan dibuka, risiko tinggi. Kita hati-hati jangan cepet. Kalau cepet-cepat nanti naik lagi. Kita sabar saja,” kata Ngarsa Dalem.
Sri Sultan mengungkapkan saat ini vaksinasi di Yogyakarta masih di bawah 50 persen. “Makanya saya minta Oktober ini 100 persen harus sudah dilakukan. Harapan saya bisa vaksin 20.000 per hari. Saat ini rata-rata vaksin 12.000 per hari,” ungkapnya.
Baca Juga: Sikap dan Rekomendasi Pelaku Pariwisata untuk Sri Sultan HB X
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, sasaran vaksinasi untuk siswa di Yogyakarta 120.000 pelajar dari jenjang SD sampai SLTA. Sedangkan untuk SLTA sekitar 16.000 pelajar. Dari jumlah itu, pelajar yang sudah vaksin baru 5 persen. “Masih sedikit,” ungkapnya.
Dia mengatakan, Menteri Kesehatan menyebut vaksinasi bukan syarat utama untuk pembelajaran tatap muka, tapi daerah boleh menentukan apakah tatap muka atau tetap jarak jauh. “Nah, kita belm bisa tatap muka,” ungkapnya. []