Sri Sultan Sebut SiBakul Jogja Mampu Atasi Kerasnya Persaingan Pasar Bebas

  • Whatsapp
Sibakul Jogja
Sri Sultan HB X pada acara Semarak SiBakul Jogja. (Foto: Pemda DIY)

Yogyakarta – Program Sistem Pembinaan Koperasi dan Pelaku Usaha atau biasa disebut SiBakul merupakan terobosan mendongkrak peningkatan ekonomi di Yogyakarta. Sejak awal didirikan, SiBakul telah bertransformasi, bermula sebagai platform pembinaan koperasi dan UMKM, hingga saat ini menjadi dwi fungsi pembinaan dan markerplace.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan UMKM yang sudah terdigitalisasi tak hanya latah mengikuti trend digitalisasi. “SiBakul muncul menjadi antithesis atas kerasnya persaingan pasar bebas, dengan menjadi dinamisator yang berpihak pada mereka yang lemah dan rentan,” katanya dalam acara Semarak SiBakul, Kamis, 16 Desember 2021.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Yogyakarta Terbaik di Jawa dan Bali, Raih TPID Award 2020

Raja Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan, kesuksesan transformasi dibuktikan dengan adanya kolaborasi antara SiBakul dengan Bank BPD DIY yang melakukan inovasi yang berdaya guna. “Selain itu, dilakukan pemberian skim kredit untuk pembayaran pajak kendaraan berkolaborasi dengan BPKA DIY, pengembangan QR Pay dalam BPD mobile, dan mempermudah layanan SP2D online,” ungkap Ngarsa Dalem.

Dia mengatakan, untuk bisa masuk ke dalam markethub, UKM di DIY harus lolos kurasi dari Diskop UKM DIY. Dari sekitar 300 ribu UKM yang gabung SiBakul, tidak semua masuk ke markethub. Dari sebanyak 4-5 ribu yang sudah mendaftar, yang lolos kurasi sekitar 2 ribu.

Baca Juga: Dana Keistimewaan Rp16,45 Miliar untuk 115 Koperasi di Yogyakarta

Namun demikian, bukan berarti Diskop UKM DIY lantas mengabaikan yang tidak lolos kurasi. Dinkop dan UKM DIY tetap membina dan mendampingi baik on-class maupun coaching dengan memanfaatkan anggaran Pemda DIY baik dengan Dana Keistimewaan maupun dari dana lainnya.

Lebih lanjut Sultan mengatakan, di era digitalisasi seperti saat ini, organisasi harus memiliki respons cepat terhadap dinamika perubaha. “Selayaknya falsafah Playu Lonjong Mimis, organisasi harus memiliki respons cepat agar bisa survive dan terus bertransformasi secara efektif,” kata Ngarsa Dalem. []

Related posts