Magelang – Ajang pelestarian budaya yang bernuansa tempoe doeloe dikemas dalam salah satu wisata yang eksotis, yakni Pasar Tradisi Lembah Merapi, yang berada di Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Meski lokasi ini di puncak bukit Gununggono yang hanya dibuka pada hari Minggu, masyarakat tidak pernah bosan berkunjung ke tempat ini untuk sekadar menikmati masakan khas tradisional sekaligus bersantai dengan nuansa alam yang masih asri.
Baca Juga: Menengok Jamasan Pusaka Alip 1955 Keraton Yogyakarta saat Pagebluk
Pembangunan ini diharapkan mampu menjaga budaya maupun tradisi dengan menghidupkan kembali nuansa zaman dulu, juga dapat mendorong perekonomian masyarakat Banyubiru melalui sistem bagi hasil perolehan pendapatan.
Salah satu hal unik yang menarik perhatian masyarakat ialah model transaksi menggunakan balok kayu yang disebut dengan dhono sebagai pengganti mata uang rupiah. Nilai satu dhono sebesar dua ribu rupiah, jadi apabila pengunjung hendak membeli makanan harus menukarkan uang terlebih dahulu.
Baca Juga: Yogyakarta Dulu Ada 19 Pabrik Gula Kini Tinggal Madukismo, Berikut Daftarnya
Penukaran uang rupiah ke dhono dilakukan di depan pintu masuk area dan hanya berlaku di pasar Gununggono mulai pukul 06.00-12.00 WIB.
Pasar Gununggono ini sudah dibawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang dan di kelola oleh semua warga Banyubiru khususnya karang taruna dan kelompok Pokdarwis. Kelompok Pokdarwis ini merupakan bidang yang berkecimpung dalam pembangunan dan pengelolaan desa.
Baca Juga: Mengenal Nguras Enceh, Sate Klatak dan Lima Warisan Budaya Tak Benda di Bantul Yogyakarta
Ada hal yang tidak kalah menariknya, semua penjual dan petugas memakai pakain adat Jawa supaya lebih bernuansa zaman dulu. Hal menarik lainnya para pengunjung selalu disuguhkan dengan iringan live musik angklung dari tim kesenian dan setiap 2 minggu sekali.
Pasar Gununggono selalu memfasilitasi senam massal di pagi hari. Pasar Gununggono juga menyediakan camping ground untuk para pengunjung dengan syarat sebelum hari H harus reservasi terlebih dahulu.
Pengadaan camping ground ini dimaksud supaya pelanggan yang berkunjung dapat menikmati langsung suasana pagi hari disambut dengan pemandangan perbukitan yang memberikan kesan ketenangan. []
Penulis artikel: Dina Rahmawati Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat UPN “Veteran” Yogyakarta