Yogyakarta – Pemkot Yogyakarta bersama Baznas sedang mencoba membuat model masjid yang bisa dikembangkan menjadi role model pusat pertumbuhan ekonomi. Ramadan saat ini menjadi momentum yang tepat.
“Di Kota Yogakarta ada 550 masjid yang terdaftar, kami sedang mengembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi warga setempat,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Kamis, 7 April 2022.
Menurut dia, Pasar tiban Ramadan 2022 di Yogyakarta menjadi momentum bangkit setelah setelah dua tahun diterpa pandemi Covid-19. Keberadaan masjid juga didorong tidak sekedar tempat ibadah, namun juga sebagai pusat pusat pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Forum Komunikasi Aktivis Masjid Berbuka dan Berbagi Bersama Anak Yatim di Bantul
Dia mengatakan, awal Ramadan terlihat ekonomi warga menggeliat. “Ini kesempatan membangkitkan ekonomi masyarakat. Beberapa kampung memulai kegiatan Pasar Ramadan.
Dia mengapresiasi gelaran program santripreneur yang digelar Kampung Malangan, Kalurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo dapat menumbuhkan kemampuan berusaha dari para santri untuk bekal mendatang.
Baca Juga: Daftar Lima Kuliner Takjil Ramadan Legendaris dan Khas di Yogyakarta
Apalagi jika Pasar Ramadan Kampung Malangan program santripreneur ini dijadikan kegiatan rutin tiap tahun. “Terutama agar keberlanjutan pengembangan ekonomi bisa berjalan dan artinya masyarakat sekitar bisa diberdayakan,” jelasnya.
Di sisi lain, para santri harus mempersiapkan diri ketika memasuki dunia ekonomi yang sebenarnya. Dia menilai santri memiliki jiwa berdagang sehingga bisa menjadi modal. Saat santri lulus dari pondok pesantren tidak hanya mampu mengelola umat dan dakwah, tapi juga menjadi tempat mengatasi persoalan di masyarakat sekitar.
Baca Juga: Pemkab Sleman Gelar Ramadan Great Sale, Cashback hingga 50 Persen
Perwakilan Pondok Pesantren Darul Ulum Wal Hikam di Malangan Gus Fahmi menyampaikan kegiatan pasar Ramadan merupakan program santripreneur. Kegiatan ini diharapkan bisa mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar sehingga kehadiran santri tidak hanya menjadi pusat keilmuan agama tapi juga pusat perekonomian. “Salah satu wujud dari santripreneur untuk mengembangkan ekonomi masyarakat,”ungkapnya.
Dia berharap program ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, agar bisa merasakan kehadiran santri tidak hanya bisa mengaji saja, tapi juga bisa mengarahkan perekonomian masyarakat. []