BacaJogja – Paguyuban Kawulo Mataram (PKM) se-Nusantara, organisasi sosial kemasyarakatan yang berpusat di Yogyakarta terus berkiprah dalam berbagai upaya pelestarian dan pengembangan adat dan budaya. Tak terkecuali pada upaya pemeliharaan situs-situs penting dan bersejarah di tanah Jawa.
Selain situs-situs yang sudah ditangani dan dikelola oleh pemerintah, masih banyak situs penting yang pembangunan dan pemeliharaanya dilakukan secara bersama-sama atau swadaya oleh masyarakat. Sebagai bagian dari kegiatan PKM Peduli tahun 2022, Paguyuban Kawulo Mataram menggalang dukungan untuk kegiatan renovasi petilasan Bondan Kejawan yang terletak di Gejawan Gamping, Kabupaten Sleman.
Baca Juga: 7 Oktober 1756, HUT Kota Jogja Sejarah Sultan HB I Menetap di Keraton Yogyakarta
Renovasi bertujuan untuk perbaikan sejumlah fasilitas yang telah termakan usia dan meningkatkan kenyamanan pengunjung yang semakin bertambah di petilasan leluhur dinasti Mataram Islam ini. Perwakilan PKM menyerahkan dana dukungan untuk renovasi dan pengembangan ini sebesar Rp7,8 juta pada 26 Oktober 2022 dan diterima langsung Juru Pelihara di area situs.
Koordinator PKM Peduli Kanjeng Mas Th. Endang Puspita Arum menerangkan, kegiatan ini adalah bentuk partisipasi aktif dan konkret serta bentuk kepedulian dari anggota dan pegiat PKM untuk menjaga, merawat dan mengembangkan situs-situs penting tersebut. Situs-situs bersejarah bagi kebudayaan Mataram yang banyak tersebar di Pulau Jawa tidak hanya penting untuk kajian sejarah dan artefak budaya tetapi memiliki nilai yang sangat tinggi bagi sejumlah pihak dan kerap didatangi oleh peziarah atau pelaku spiritual.
Baca Juga: Sejarah Apem dan Jadwal Lengkap Saparan Wonolelo 26 Agustus-10 September 2022
Oleh karena itu keberadaan dan kelestariannya perlu dijaga. “Beberapa situs memiliki makna tersendiri dan menjadi tempat bagi beberapa orang untuk melakukan samadi, berdoa, atau laku spiritual lainnya, situs Bondan Kejawan ini adalah salah satu tempat yang kerap didatangi sebagai petilasan lelulur Dinasti Mataram, oleh karenanya perlu terus terawat”, jelasnya.
Sementara Sekretaris Umum PKM, KRT. Siswantoro Projonagoro menambahkan kegiatan ini terus dilakukan dan menjadi salah satu kegiatan pokok bagi PKM, utamanya pada situs-situs bersejarah yang kurang mendapat perhatian publik.
PKM melakukan identifikasi dan pendokumentasian situs-situs bersejarah dan spiritual dan berusaha menyediakan dan menyebarkan informasi terkait denganya sebagai bagian dari edukasi pada masyarakat.
Baca Juga: Mengenal Ki Ageng Wonolelo dan Tradisi Saparan di Sleman Yogyakarta
“Ada keteladanan, pengetahuan, ilmu, kebajikan dan kebijaksanaan dari para leluhur kita di masa lampau yang perlu dipelajari dan didalami untuk kebaikan kehidupan, dan bagi banyak orang cara atau metode yang dipakai adalah dengan cara mendatangi situs, makam, atau petilasan leluhur, dan PKM sebagai penjaga adat dan budaya merasa terpanggil untuk selalu melakukannya,” jelasnya.
Secara terpisah KRAT. Heru Sutrisno Dibyonagoro, Ketua Umum Paguyuban Kawulo Mataram Se-Nusantara mengungkapkan, kegiatan PKM untuk menjaga dan merawat situs bersejarah adalah bagian dari cara generasi sekarang untuk berbakti kepada kebaikan leluhur.
Baca Juga: Tradisi Jenang Suran di Makam Raja-raja Mataram Kotagede Yogyakarta
“Segala kebaikan dan kewasisan leluhur kita itu direkam oleh alam, sehingga kita sebagai anak keturunannya terkondisikan untuk tetap berbakti dan menjaga, begitu juga dengan perilaku kita kini yang juga direkam oleh alam, nanti akan tercermin dari perlakuan anak keturunan kita kepada kita kelak, sembah bakti kita kepada leluhur akan berbuah kepada kita nantinya,” jelasnya.[]