BacaJogja – Kemajuan era informasi yang berkembang pesat dimana masyarakat dapat mengakses informasi secara cepat bahkan dalam hitungan detik. Namun tanpa adanya pondasi literasi yang kuat kemajuan ini bagaikan gelombang liar yang mampu memporak-porandakan relasi nyata antar individu.
Dalam konteks ini, penguatan literasi khususnya digital perlu terus didorong. Pasalnya, masyarakat sering tidak bisa membedakan mana berita fakta atau hoaks.
Baca Juga: Marak Hoaks Penculikan Anak, Ini yang Dilakukan Polres Bantul
Antisipasi hoaks dilakukan karena berita palsu dapat mengancam kerukunan masyarakat. Polarisasi karena pemilu tak diinginkan Diskominfo DIY juga untuk menjaga keamanan di tengah kemajemukan masyarakat DIY.
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mengatakan, saat ini warga sudah tidak bisa lagi meremehkan berita hoaks. Namun melainkan jauh lebih dahsyat dari itu adalah Post truth.
“Kesalahan yang terus menerus diulang kemudian akan menggeser persepsi kebenaran,” katanya kegiatan literasi digital langsung ke masyarakat. Salah satunya dilakukan di Unit 8, Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur Yogyakarta, Rabu, 20 Maret 2024.
Baca Juga: Hati-hati, Lowongan Kerja yang Diposting @pln_career Hoaks
Pimpinan Redaksi Tribun Jogja, Ribut Raharjo mengingatkan masyarakat terkait pentingya untuk secara cermat dalam memilah informasi. Kecepatan informasi membuat kualitas informasi menjadi cacat atau rawan salah sehingga sebagian besar masyarakat mudah terhanyut dalam Misinformasi dan Disinformasi.
Sementara itu, Pranata Humas Muda Diskominfo DIY Wiwik Lestariningrum mewakili Kepala Dinas Kominfo DIY, berharap jangan sampai kebiasaan masyarakat mengakses informasi yang masif menjadi terlena dan membuka kesempatan berita berita bohong merajalela di masyarakat.
Baca Juga: Hoaks, Hepatitis Akut Efek Samping Vaksin Covid-19
Acara yang digelar Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) DIY ini dalam rangka penguatan literasi digital langsung di masyarakat. Program Literasi Digital Jogja Bijak Bermedsos Diskominfo DIY menyasar beragam kelompok masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta agar hoaks dapat ditanggulangi.
Acara dihadiri sekitar 30 orang tokoh masyarakat di wilayah kota Yogyakarta diantaranya dari Wirobrajan, Ngampilan dan Gondomanan. []