Gagasan Sarmidi untuk Kota Yogyakarta: Rehab 3.000 Rumah dan Tebar Ikan 1 Ton per Tahun

  • Whatsapp
sarmidi kotaku
Bakal Calon Wakil Wali Kota Yogyakarta Sarmidi (Istimewa)

BacaJogja – Wilayah Kota Yogyakarta dilewati tiga sungai besar, yakni Code, Winongo, dan Gajahwaong. Data menunjukkan di sekitar bantaran ketiga sungai tersebut menjadi kantong kemiskinan.

Melihat kenyataan itu, Sarmidi selaku bakal calon wakil wali kota terketuk pemikiran menyulap permukiman warga di bantaran sungai menjadi kawasan yang ramah lingkungan dan tidak kumuh. “Perlunya penataan linkungan yang religius dan ramah anak,” kata Sarmidi ditemui di kediamannya, Karanganyar MG 3/1278 Mergangsan Yogyakarta.

Read More

Umroh akhir tahun

Menurut Sarmidi, penataan kawasan bantaran sungai ini bagian dari komitmennya di bidang lingkungan, yakni dengan pengembangan Kota Yogyakarta dengan tagline Kota Yogyakarta Tanpa Kumuh disingkat KotaKu. Salah satu program yang dilakukan yakni melakukan rehap rumah tidak layak huni menjadi layak huni.

Baca Juga: Info PPDB Peserta Didik Yogyakarta, Luar DIY, dan Jalur Afirmasi KMS

Pensiunan ASN sekaligu pengajar praktek Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini mengungkapkan, setiap tahun akan melakukan rehab sebanyak 3.000 unit dengan subsidi Ro15 juta di tiga bantara sungai tersebut. “Rumah warga di kawasan bantaran sungai harus mendapatkan perhatian dengan subsidi rehab Rp15 juta per rumah,” katanya.

Dari segi APBD Kota Yogyakarta, sangat sanggup melakukan rehab sebanyak 3.000 unit per tahun. Lingkungan sekitar bantaran sungai dipercantik sehingga kesan kumuh tidak melekat lagi. “Dalam beberapa tahun ke depan, Kota Yogyakarta Tanpa Kumuh,” kata Pembina LazizMU Kelurahan Brontokusuman ini.

Baca Juga: Jadwal SIM Yogyakarta Juni 2024: Bus Keliling, SIM Corner, Satpas, Syarat dan Biaya

Sarmmidi mengungkapkan, masih di kawasan bantaran sungai, juga menyiapkan program Kali Bersih. Program ini berupa tebar ikan 1 ton per tahun di tiga sungai yakni Code, Winongo, dan Gajahwong. “Ikan yang tebar tentunya jenis endimik seperti tawes dan wader sehingga ekosistem sungai tetap terjaga,” katanya.

Ketua 1 LPMK kelurahan Brontokusuman ini mengatakan, di kawasan bantara sungai juga perlu digencarkan pembangunan jalan gang dengan conblok atau aspal untuk mendukung mobiltas warga. Memperbanyak penengaran jalan umum (PJU) di kampung perlu ditingkatkan termasuk memperbanyak taman kota baik di kampung maupun sekolah yang ada di Kota Yogyakarta secara umum.

sarmidi lp pkp
Bakal calon wakil wali Kota Yogyakarta Sarmidi saat berkunjung ke Panti Asuhan. (Foto: Istimewa)

“Kerbersihan lingkungan juga harus diperhatikan; dengan melakukan modernisasi pengelolaan sampah, pengelolaan sampah mandiri, dan pegembangan bank sampah di banyak tempat,” jelas Pendiri dan Pembina Lembaga Sosial Yatim Piatu Tasila ini.

Ketua Harian Karateka Indonesia Kota Yogyakarta ini mengungkapkan, dalam membangun Kota Yogyakarta juga tidak bisa dilepaskan dengan pengembangan transportasi umum yang berkualitas namun terjangkau. Tujuannya untuk menekan kepadatan kendaraan.

Baca Juga: Dukung Kedaulatan Pangan, Polisi dan Warga Buka Lahan Pertanian Baru di Galur Kulon Progo

Dia mengatakan, selama ini angkutan umum belum banyak dinikmati dan warga lebih banyak menggunakan kendaran pribadi. “Solusi lain dalam mengatasi kepadatan kendaraan yang dilakukan antara lain peningkatan fungsi jalan, pelebaran, normalisasi simpang jalan, pengembangan kantong parkir dan menata ulang parkir di bahu jalan, dan lainnya,” jelas Sarmidi.

Pria yang pernah menjadi Dosen SIKES Respati 2003-2013 dan Dosen UNRIYO 2013-2018 ini mengatakan, Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata perlu mendapatkan perhatian bidang kepariwisataan. Aset wisata di Yogyakarta meliputi Kraton, Museum, Malioboro dan wisata budaya, Taman pintar, pusat belanja perlu dioptimalkan dengan promosi digencarkan.

Sedangkan di bidang Pendidikan, perlu mendorong sumber daya manusia yang memadai, meningkatkan kualitas seluruh sekolah negeri dengan intervensi pemerintah, menambah daya tampung di Sekolah yang terletak di wilayah selatan. “Membangun sekolah SMP di sekitar Timoho karena dengan sistem zonanisasi termasuk blankspot,” katanya. []

Related posts