Langkah Strategis Menuju Akurasi Penanggalan, Tantangan dan Manfaat Kalender Hijriah Global Tunggal

  • Whatsapp
Kalender Hijriah Global Tunggal
Sosialiasasi Kalender Hijriah Global Tunggal (Istimewa)

BacaJogja – Menentukan Kalender Hijriah Global Tunggal agar dijadikan acuan bagi seluruh negara Islam dan mayoritas Islam yang jumlahnya 60 negara memang tidak mudah. Bahkan, karena sering berbeda-beda dalam menentukan awal bulan, hal ini kadang menjadi bahan cemoohan dari orang di luar Islam.

Mereka ada yang berpendapat bahwa bulan memang satu, tetapi penentuan awal bulannya kadang berbeda-beda. Maka sudah saatnya disepakati Kalender Hijriah Global Tunggal, dan dari Indonesia, sosialisasi hal ini selalu dikampanyekan dan disosialisasikan tanpa henti.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Muhammadiyah di Persimpangan Jalan: Memurnikan Tauhid, Namun Tercoreng Secara Politik

Sehingga, jangan sampai muncul lelucon baru, seperti menentukan awal bulan atau tanggal hari raya yang selama ini menggunakan metode hisab atau rukyatul hilal, tiba-tiba ada kelompok masyarakat yang mengatakan menentukan tanggal hari raya setelah “telepon langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”. Ini sungguh aneh dan tidak memiliki dasar.

Hal tersebut disampaikan Dr. H. Oman Fathurahman SW., M.Ag dalam sosialisasi KHGT (Kalender Hijriah Global Tunggal) yang digelar Majelis Tarjih Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY di UAD pada Sabtu (3/8). Pembicara lain, Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., juga menyampaikan pandangannya.

Menurut pakar astronomi ini, menentukan tanggal dalam kalender Hijriah sebenarnya sudah memiliki dasar yang jelas yaitu Al-Qur’an dan hadis. “Jadi semestinya tidak perlu ada perbedaan, andaikan ada perbedaan karena hal-hal politis.”

Baca Juga: Dari Hotel hingga Oleh-oleh: PUTRI JOGJA, Panduan Canggih Menyelami Pesona Yogyakarta

Disebutkan olehnya bahwa kalender wujudul hilal Muhammadiyah hanya berlaku di Indonesia, kalender takwim standar Indonesia berlaku untuk wilayah Indonesia, Brunei, Malaysia, dan Singapura, sementara di wilayah Arab Saudi berlaku Kalender Ummul Qura.

Sementara itu, Dr. H. Ikhwan Ahada, M.Ag, Ketua PW Muhammadiyah DIY, dalam sambutan pembukaan menyampaikan perlunya sosialisasi penggunaan Kalender Hijriah di kalangan umat Islam secara masif. Warga Muhammadiyah khususnya di DIY harus terus-menerus melakukan sosialisasi agar pemahaman akan hakikat Islam dalam segala lini kehidupan lebih mudah dan terbiasa dilakukan.

Pemakaian Kalender Hijriah Global Tunggal harus disosialisasikan di tingkat daerah, cabang, dan ranting, serta dilakukan secara berkelanjutan.

Baca Juga: Dari 1.000 ke 2.650, Kisah Sukses Transformasi Kemenag Program Kampung Moderasi Beragama

Penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal menjadi penting karena beberapa alasan yang berkaitan dengan kesatuan umat Islam, keakuratan penanggalan, serta kemudahan dalam menentukan waktu ibadah.

Berikut adalah penjelasan detail mengenai alasan-alasan tersebut:

1. Kesatuan Umat Islam
– Menghindari Perbedaan dalam Penentuan Hari Besar Islam: Perbedaan penanggalan Hijriah antar negara sering menyebabkan perbedaan dalam pelaksanaan hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Dengan adanya Kalender Hijriah Global Tunggal, seluruh umat Islam di dunia dapat merayakan hari besar pada waktu yang sama, memperkuat rasa kebersamaan dan kesatuan.
– Keselarasan dalam Ibadah Internasional:** Bagi umat Islam yang tinggal di negara-negara minoritas Muslim atau mereka yang sering berpindah-pindah antar negara, Kalender Hijriah Global Tunggal akan memberikan keselarasan dalam menjalankan ibadah yang tergantung pada kalender seperti puasa Ramadhan.

Baca Juga: Ratusan Rektor dan Pakar Bahas Strategi Kampus Menghadapi Revolusi Pendidikan untuk Gen Z

2. Keakuratan Penanggalan
– Mengurangi Ketidakpastian dalam Penentuan Awal Bulan: Kalender Hijriah tradisional yang berdasarkan pengamatan hilal sering kali memunculkan ketidakpastian karena kondisi cuaca atau interpretasi berbeda terhadap hilal. Kalender Hijriah Global Tunggal yang mengadopsi metode perhitungan astronomi (hisab) dapat memberikan kepastian yang lebih tinggi dan akurat dalam penentuan awal bulan Hijriah.
– Standarisasi Penggunaan Teknologi Modern: Dengan memanfaatkan teknologi astronomi modern, Kalender Hijriah Global Tunggal dapat memberikan penanggalan yang lebih akurat dan konsisten, tanpa dipengaruhi oleh faktor geografis atau kondisi alam tertentu.

3. Kemudahan dan Efisiensi
– Konsistensi dalam Perencanaan Kegiatan Keagamaan: Kalender Hijriah Global Tunggal memungkinkan perencanaan kegiatan keagamaan seperti haji, umrah, atau konferensi internasional yang melibatkan umat Islam dari berbagai negara dapat dilakukan dengan lebih teratur dan tepat waktu.
– Mengurangi Kebingungan dan Ketidakselarasan: Bagi umat Islam yang hidup di era globalisasi dengan mobilitas tinggi, Kalender Hijriah Global Tunggal akan mengurangi kebingungan terkait dengan perbedaan penanggalan yang sering terjadi antar negara atau komunitas yang berbeda.

Baca Juga: Prof. DR Edy Suandi Hamid, M.Ec Jabat Ketua MES DIY yang Baru, Ada Usulan Gelar Golf Syariah, Apa Maksudnya?

4. Dukungan terhadap Islam sebagai Agama Universal
– Memperkuat Identitas Islam di Era Global: Dengan satu kalender yang digunakan secara global, identitas Islam sebagai agama yang universal akan lebih kuat terlihat, mengingat kalender merupakan salah satu aspek penting dalam identitas budaya dan agama.
– Mendorong Kolaborasi Antar Negara Muslim: Penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal dapat menjadi simbol kerja sama antar negara-negara Muslim, yang dapat berimbas positif pada kerja sama di bidang lain seperti ekonomi, pendidikan, dan politik.

Dengan adanya Kalender Hijriah Global Tunggal, diharapkan seluruh umat Islam dapat lebih bersatu, penentuan waktu ibadah menjadi lebih akurat, dan kegiatan keagamaan dapat berjalan dengan lebih teratur dan efisien. []

Related posts