63 Tahun Pramuka Membersamai Indonesia Membentuk Karakter Bangsa

  • Whatsapp
Pramuka
Upacara Hari Pramuka Ke-63 dilaksanakan secara khidmat (Foto : Dien Yafi/BacaJogja)

BacaJogja – Tepat pada hari ini, Rabu, 14 Agustus 2024, kita memperingati Hari Jadi Pramuka yang ke-63. Gerakan kepanduan ini, yang awalnya digagas oleh Baden Powell, pertama kali diresmikan di Indonesia pada 14 Agustus 1961 ketika Presiden Soekarno menyerahkan panji Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Nomor 448 Tahun 1961.

Pramuka, yang merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, memiliki arti ‘pemuda yang suka berkarya’ dengan makna ini, Gerakan Pramuka berkomitmen untuk terus membentuk karakter bangsa melalui berbagai kegiatan di luar ruangan.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Rektor UWM Yogyakarta: Kolaborasi Global Kunci Sukses Siswa dan Guru di Era Modern

“Menurut saya, keberadaan Pramuka di Indonesia memiliki dampak positif dalam membantu pemerintah membentuk generasi muda yang berkualitas. Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk anggota pramuka yang memiliki kepribadian, mental, dan fisik yang kuat dalam menghadapi perkembangan zaman, serta mempersiapkan mereka sebagai calon pemimpin masa depan”. Ucap Nurul Aeni, S.Pd., Gr , mantan pembina Pramuka SMA Pondok Modern Selamat dan pegiat Pramuka, ketika di wawancarai pada hari Rabu 14 Agustus 2024.

Melihat dari sejarahnya, Gerakan Pramuka di Indonesia awalnya dikenal sebagai Nederland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV). Pada tahun 1916, S. P. Mangkunegara VII mendirikan organisasi kepanduan di tanah air tanpa campur tangan Belanda, yang diberi nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO).

Baca Juga: Menyelamatkan Warisan Budaya: Sawah dan Tradisi Wiwitan dalam Kepungan Modernitas Kota Jogja

Hingga saat ini, Gerakan Pramuka secara rutin mengadakan berbagai kegiatan kepanduan yang diikuti oleh ribuan anggota Pramuka dari seluruh Indonesia, kegiatan tersebut bernama Jambore Nasional yang diadakan setiap 5 tahun sekali oleh Kwartir Nasional. Selain itu, organisasi tingkat internasional, World Organization of the Scout Movement (WOSM), juga sering mengadakan perkemahan global yang melibatkan seluruh organisasi kepanduan dari berbagai negara di dunia.

Namun, perjalanan Gerakan Pramuka di Indonesia tidak selalu berjalan mulus dan sering menghadapi tantangan. Baru-baru ini, muncul wacana perubahan kebijakan yang menyebutkan bahwa Gerakan Pramuka akan dihapuskan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah. Wacana ini menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan.

Baca Juga: Empat Band Papan Atas Siap Guncang Moehi Leisure Night Festival 2024 di Kridosono Yogyakarta

Namun, Kemendikbud Ristek segera mengklarifikasi bahwa ekstrakurikuler Pramuka tidak dihapus, melainkan ada perubahan aturan yang hanya mengubah kewajiban kegiatan berkemah, yang kini tidak lagi diwajibkan.

Kegiatan kepramukaan selalu menghadirkan berbagai inovasi untuk mengasah kreativitas anggotanya. Beberapa kegiatan tersebut antara lain yel-yel, baris-berbaris (PBB), semaphore, morse, dan masih banyak lagi. Ini adalah bukti nyata bahwa Gerakan Pramuka turut berperan dalam membangun karakter bangsa menjadi pribadi yang kompak, disiplin, cerdas, dan tangkas.

Gerakan Pramuka Indonesia bahkan pernah meraih penghargaan Human Achievement berkat prestasi mengibarkan bendera Merah Putih berukuran 25 x 40 meter dari kedalaman 5 meter di laut Jawa Timur, yang berhasil memecahkan rekor dunia pada saat itu.

Baca Juga: Dari Hotel hingga Oleh-oleh: PUTRI JOGJA, Panduan Canggih Menyelami Pesona Yogyakarta

“Harapan saya, Gerakan Pramuka menjadi organisasi kepramukaan yang fokus kepada pembinaan generasi muda menjadi calon2 pemimpin bangsa yang memiliki jiwa, karakter dan kemampuan yang baik. Tidak kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi apalagi kepentingan politik”. Imbuh nya.

Dengan berbagai kegiatan dan metode belajar yang diterapkan, Gerakan Pramuka di Indonesia dinilai mampu membantu membentuk karakter anggotanya. Tidak mengherankan jika banyak tokoh hebat yang lahir dari Gerakan Pramuka, salah satunya adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Berkat dedikasinya, Gerakan Pramuka dapat tetap eksis hingga saat ini. []

Artikel dikirim oleh Dien Yafi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UMY

Related posts