BacaJogja – Lukisan “Kiblat Pertama Membara” karya Deni Je adalah sebuah representasi visual yang menggugah perasaan, menggambarkan keberanian luar biasa para pejuang Palestina dalam menghadapi kekuatan militer Israel.
Karya yang dibuat pada tahun 2024 ini menggunakan cat akrilik di atas kanvas berukuran 140 x 250 cm, menciptakan pemandangan yang penuh dengan simbolisme dan makna mendalam.
Baca Juga: Menjelajahi Keindahan Plunyon Kalikuning Yogyakarta, Wisata Alam Ikonik di Kaki Merapi
Lukisan ini terinspirasi dari keberanian pasukan Al-Qassam Hamas dan pejuang Palestina lainnya. Dengan sederhana, mereka berhasil melumpuhkan teknologi militer tercanggih Zionis yang dibanggakan oleh Israel.
Dalam lukisan ini, Deni Je menggambarkan tank Merkava, simbol kekuatan militer Israel, yang tidak berfungsi lagi. Pohon Zaitun, yang menjadi representasi para pejuang Palestina, digambarkan membengkokkan moncong tank-tank tersebut, menunjukkan bahwa keberanian dan tekad bisa mengalahkan kekuatan sebesar apapun.
Baca Juga: Kabar Gembira! Diskon Trans Jogja Periode Kemerdekaan Hingga Akhir Agustus
Di pusat lukisan, terdapat Kubah Batu atau Dome of the Rock, yang menjadi pusat perhatian. Kubah ini dipilih karena merupakan simbol yang paling khas dari kompleks Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam sebelum beralih ke Kakbah.
Lokasi Kubah As-Shakhrah, tempat pijakan Nabi Muhammad saw saat perjalanan Isra Mikraj, digambarkan dengan lingkaran-lingkaran yang mengelilingi pusat, menegaskan pentingnya tempat ini dalam sejarah Islam.
Baca Juga: Rahasia Bakmi Gandok Kraton: Kenapa Hanya Buka Sampai Jam 9 Malam?
Deni Je juga mengingatkan tentang para pemimpin Islam yang dengan gigih mempertahankan Masjid Al-Aqsa dan Palestina, seperti Umar bin Khattab, Salahuddin Al-Ayyubi, hingga Khalifah Abdul Hamid II. Namun, kini, dalam karya ini, ia menunjukkan realitas pahit bahwa tidak ada lagi pemimpin tertinggi yang menjaga tempat suci ini, sementara Zionis Israel terus melakukan penjajahan dan genosida.
Kubah Batu yang hanya tampak bayangannya saja, menjadi simbol dari keadaan Masjid Al-Aqsa yang di satu sisi tiada penjaga, namun di sisi lain tetap ada dalam benak umat Muslim di seluruh dunia. []