BacaJogja – Keakraban dan kekeluargaan terasa hangat dalam acara peringatan Milad 4 Tahun Komunitas Pecinta Bantul (KPB) yang berlangsung di Yaya Café, Jalan Alternatif GOR Pemda, Pakansari, Nanggewer, Cibinong, Bogor, pada Minggu, 17 November 2024.
Dengan tema Rumaketing Paseduluran Anggayuh Aruming Katresnan, acara ini menjadi momen penuh makna untuk mempererat solidaritas antaranggota KPB, yang sebagian besar merupakan perantauan asal Bantul, Yogyakarta.
Baca Juga: Ngayogjazz 2024: Harmoni Jazz, Budaya, dan Kehangatan Desa di Bantul
Ketua KPB, Koesnadi Dwijawiyata, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga persaudaraan di tanah perantauan. “Sebagai perantau dari Bantul, kita semua bersaudara. Mari saling membahu, bergotong royong, dan peduli tanpa membedakan status sosial, ekonomi, maupun agama,” ujarnya.
Acara ini juga dihadiri tokoh penting, seperti Ketua Paguyuban Warkaban Prof. Didik Akhmadi, Sekjen Warkaban Edi Darsono, Ketua Paguyuban WBM (Warga Bantul Manunggal) Hartono, dan pembina Yayasan Projo Tamansari Bantul Mandiri (YPBM) Sugiyanti.
Baca Juga: Ngayogjazz 2024: Harmoni Jazz yang Menggairahkan Ekonomi dan Budaya Desa Sanden
Momentum syukuran ini diisi dengan berbagai aksi berbagi. Sebanyak 10 anggota KPB yang masih mengontrak dengan penghasilan terbatas menerima paket sembako yang terdiri beras, mie instan, minyak, gula, Indomilk, teh celup, terigu atau senilai Rp150.000 per orang. Tak hanya itu, bantuan berupa Al-Qur’an dan santunan untuk 20 anak yatim piatu juga disalurkan.
Pembina YPBM, Sugiyanti, secara simbolis menyerahkan bantuan ini. “Kegiatan seperti ini menunjukkan semangat saling mendukung yang harus terus dijaga,” tuturnya.
Saat ini, KPB memiliki sekitar 500 anggota yang berdomisili di wilayah Jabodetabek, dengan mayoritas menetap di Bogor.
Baca Juga: Kulon Progo Jadi Contoh Nasional Pelayanan Publik Berkualitas dan Bebas Korupsi
Penutup acara diisi doa bersama dan tausiyah oleh Ustaz Helmi dari Majelis Taklim Rumah Qur’an Tabassam, serta hiburan lagu-lagu campursari yang dibawakan oleh MC Monel Markoes dan Sutejo.
Dengan semangat gotong royong yang terus menguat, Komunitas Pecinta Bantul membuktikan bahwa kebersamaan di tanah perantauan mampu menciptakan harmoni yang menginspirasi. []