BacaJogja – Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia kini semakin diakui sebagai pilar penting dalam pembangunan nasional. Hal ini ditekankan dalam peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2025 dan seminar nasional bertema “Energi Baru Ekonomi Syariah: Menuju Transisi dan Keberlanjutan”, yang diselenggarakan oleh Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (PEBS FEB UI).
Wakil Presiden ke-13, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin, membuka acara ini dengan pidato kunci. Diseminasi laporan ISEO 2025 dipaparkan oleh Rahmatina Awaliah Kasri, Ph.D., Kepala PEBS FEB UI, diikuti oleh diskusi bersama para tokoh ekonomi seperti Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D., Ir. Adiwarman Azwar Karim, dan KH. Sholahudin Al Aiyub, M.Si.
Baca Juga: Warga Tegalrejo Jogja Geger, Buaya Ditemukan Berkeliaran di Pemukiman Padat
Handi Risza, Wakil Rektor Universitas Paramadina, menyoroti momentum strategis ekonomi syariah yang kini telah terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 serta RPJMN 2025–2029. Program ekonomi syariah ini juga menjadi bagian dari Asta Cita, visi pembangunan Presiden Prabowo Subianto.
“Perjuangan selama tiga dekade akhirnya membawa Ekonomi dan Keuangan Syariah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional. Kontribusinya terhadap perekonomian semakin signifikan,” ujar Handi.
Handi mengusulkan pembentukan Undang-Undang (UU) Ekonomi Syariah sebagai regulasi terpadu untuk mendukung keberlanjutan sektor ini. Ia juga menekankan transformasi Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menjadi lembaga dengan kewenangan setara kementerian untuk memperkuat koordinasi kebijakan ekonomi syariah lintas sektor.
“Transformasi kelembagaan ini mutlak diperlukan agar ekonomi syariah dapat berperan lebih besar dalam mendukung pembangunan nasional,” tegasnya.
Baca Juga: BPK DIY Mulai Periksa LKPD DIY 2024, Pemda DIY Janji Terbuka pada Temuan
Laporan ISEO 2025 mencatat peningkatan signifikan dalam literasi dan inklusi ekonomi syariah. Literasi ekonomi syariah mencapai 28,01%, meningkat dari 16,30% pada 2019, sementara inklusi keuangan syariah naik dari 9,1% menjadi 12,88% pada 2023.
“Ini menunjukkan kemajuan, tetapi peran seluruh pemangku kepentingan masih sangat diperlukan untuk memastikan ekonomi syariah makin dikenal dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” pungkas Handi.
Dengan peluncuran ISEO 2025, Indonesia semakin siap menjadikan ekonomi syariah sebagai energi baru menuju transisi dan keberlanjutan pembangunan. []