Korban Tragedi Perahu Terbalik di Pantai Congot Kulon Progo Dimakamkan Tadi Sore

  • Whatsapp
tim sar
Koordinator Pos Basarnas Kulon Progo, Seto Satrio meberi keterangan pers. (Basarnas)

BacaJogja – Mareta Rian Afandi, seorang nelayan berusia 28 tahun, menjadi korban tragis akibat ombak besar di Pantai Congot, Kulon Progo. Pria asal Pedukuhan Kledekan Lor, Kalurahan Jangkaran, Temon, Kulon Progo, ini meninggal dunia setelah perahu yang ditumpanginya terbalik. Mareta menghembuskan napas terakhir di RS Amalia Temon, Sabtu, 4 Januari 2025 pagi, dan telah dimakamkan pada sore harinya.

Rasa duka menyelimuti keluarga Mareta. Pemakaman dilangsungkan pukul 16.00 WIB di Makam Ngedok, Pedukuhan Kledekan Kidul, Kalurahan Jangkaran. Almarhum meninggalkan seorang istri, Saktianing Dwiki Rahayu, serta ayah, R. Bambang Sutrisno dan nenek Suwarsih.

Read More

Baca Juga: Anies Baswedan Kunjungi Tom Lembong di Tahanan: Bawa Dukungan Melalui Buku Revolusi

Detik-detik Tragedi

Sabtu pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, tragedi terjadi di Pantai Congot, Dusun Nglawang, Jangkaran, Temon. Perahu “Gerbang Segoro 01” yang membawa Mareta Rian Afandi dan rekannya, Aan Anugrah Budi Setya (28), dihantam ombak besar dalam perjalanan kembali ke daratan. Peristiwa itu membuat perahu terbalik, dan kedua nelayan tercebur ke laut.

Saksi mata di lokasi kejadian, Suroto (49) dan Triyanto (43), yang sedang berada di sekitar pantai, segera memberikan pertolongan dengan menggunakan perahu “Dyan Saffyr”. Mereka berhasil menyelamatkan Mareta, yang kemudian dibawa ke Klinik Rizky Amalia. Sayangnya, nyawa Mareta tak tertolong karena luka serius di pelipis kanan.

Baca Juga: Rekomendasi 11 Event Pilihan di Yogyakarta Januari 2025

Sementara itu, Aan Anugrah Budi Setya hingga kini masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian intensif dengan menggunakan perahu karet dan menyisir lokasi kejadian. “Kami berupaya maksimal dengan melibatkan nelayan setempat dan aparat terkait. Semoga korban segera ditemukan,” ujar Koordinator Pos Basarnas Kulon Progo, Seto Satrio kepada awak media, Sabtu, 4 Januari 2025.

Tragedi ini menjadi pengingat agar para nelayan untuk lebih waspada terhadap kondisi cuaca sebelum melaut. Peralatan keselamatan seperti pelampung dan komunikasi radio sangat penting untuk meminimalkan risiko kecelakaan.

Baca Juga: Insiden Kembang Api di Tugu Yogyakarta: Baku Hantam Warnai Malam Tahun Baru

Ombak besar yang menjadi penyebab tragedi ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran dan persiapan yang matang sebelum beraktivitas di laut. Basarnas terus mengimbau seluruh nelayan untuk mematuhi protokol keselamatan agar kejadian serupa tidak terulang.

Hingga berita ini diturunkan, proses pencarian Aan Anugrah Budi Setya masih berlangsung. Harapan besar tetap ada untuk menemukannya dalam kondisi selamat. []

Related posts