BacaJogja – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, tengah belajar dari keberhasilan Gunungkidul, Yogyakarta, dalam menghijaukan lahan kritis dan mengembangkan pembangunan berkelanjutan. Langkah ini dilakukan melalui kunjungan studi Pj. Bupati PPU Muhammad Zainal Arifin bersama jajaran dinas terkait ke Gunungkidul pada 3-4 Januari 2025.
Gunungkidul dikenal berhasil merevitalisasi lahan kritis berbukit dengan curah hujan rendah menjadi lahan hijau produktif. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah kawasan Wunung Giri Selo Kondho dan Banyumanik Research Center (BRC). Zainal menyebut keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan Banyumanik Research Center, yang memanfaatkan kearifan lokal seperti sistem tumpangsari.
“Di sini, petani memanfaatkan lahan di antara pohon jati untuk menanam umbi-umbian seperti singkong dan kacang tanah. Selain itu, BRC juga mengembangkan agroforestri dengan memadukan jati, buah-buahan, dan tanaman obat (toga). Hasilnya, lahan gersang berubah menjadi kawasan produktif dalam waktu sekitar tujuh tahun,” jelas Zainal.
Baca Juga: Cara Cek Bansos Kemensos 2025: Panduan Lengkap dan Jenis Bantuan yang Cair Tahun Ini
Program penanaman pohon jati yang dimulai sejak 2008 telah mencakup area 3.452.650 m² dengan target 300.000 pohon hingga 2023. Proyeksi nilai ekonominya pun menjanjikan, dengan estimasi Net Present Value (NPV) mencapai Rp215,6 miliar.
Kendala dan Harapan PPU
Zainal mengungkapkan, kondisi pertanian di PPU saat ini masih belum optimal akibat pola monokultur dan keterbatasan sistem irigasi. “Kami perlu mengelola sumber daya air dengan lebih baik agar dapat mengantisipasi siklus hidrologi yang rentan terhadap banjir dan kekeringan,” katanya.
Ia juga melihat pentingnya belajar dari keberhasilan Gunungkidul yang mengandalkan sinergi multi-pihak. “Hanya mengandalkan pemerintah tidak cukup. Dukungan masyarakat dan pihak swasta sangat penting untuk membangun ketahanan dan konservasi lingkungan,” ujarnya.
Baca Juga: Waspada Gelombang Tinggi di Pantai Selatan DIY: Wisatawan Diminta Hati-hati
Sebagai langkah awal, PPU telah mengembangkan kawasan konservasi Wanagama Nusantara di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), yang dikelola Universitas Gadjah Mada (UGM). Ke depan, PPU akan menghadirkan hutan kota konservasi keranggas pertama di Kalimantan Timur sebagai upaya rehabilitasi lingkungan.
Masa Depan Berkelanjutan
Keberhasilan Gunungkidul dalam menjawab tantangan lingkungan menjadi inspirasi bagi PPU untuk membangun ketahanan dan konservasi secara mandiri. “Kami optimis, dengan belajar dari Gunungkidul dan kolaborasi berbagai pihak, PPU dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas Zainal.
PPU kini siap melangkah dengan semangat baru, menjadikan lingkungan yang hijau dan produktif sebagai landasan untuk masa depan yang lebih baik. []