Harga Cabai di Yogyakarta Tembus Rp 100.000 per Kg: Ternyata Ini Penyebabnya!

  • Whatsapp
pedagang cabai
Harga cabai di Yogyakarta meroket. (Pemkot Jogja)

BacaJogja – Menjelang akhir tahun 2024 hingga awal 2025, masyarakat Kota Yogyakarta dihadapkan pada lonjakan harga bahan pokok, terutama cabai dan telur. Kenaikan harga ini memicu keprihatinan, mengingat cabai yang mencapai harga Rp 100.000 per kilogram dan telur yang melonjak menjadi Rp 30.000 per kilogram.

Apa yang menyebabkan lonjakan harga ini? Bagaimana dampaknya bagi konsumen dan pedagang? Simak penjelasannya berikut.

Read More

Menurut data dari Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, harga cabai rawit merah pada tanggal 6 Januari 2025 mencatatkan angka yang sangat tinggi, yaitu Rp 100.000 per kilogram, sebuah lonjakan signifikan dari harga Rp 65.000 per kilogram pada akhir Desember 2024. Sementara itu, harga telur ayam ras juga mengalami kenaikan, dari Rp 26.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram.

Baca Juga: Panduan Lengkap Cek Hasil CPNS 2024: Jadwal, Link Resmi, dan Prosedur Pasca Pengumuman

Kenaikan harga cabai dipicu oleh beberapa faktor, antara lain serangan hama pada tanaman cabai dan dampak cuaca ekstrem akibat musim hujan.

Evi Wahyuni, Ketua Tim Kerja Ketersediaan dan Pengendalian Harga, menjelaskan bahwa petani cabai di Boyolali, yang merupakan sentra produksi cabai utama, mengalami gagal panen akibat serangan hama antraknosa dan penggerek buah. Cuaca hujan yang tinggi selama beberapa pekan terakhir membuat cabai mudah busuk, sementara serangan hama semakin sulit dikendalikan.

“Cuaca yang tidak mendukung membuat pasokan cabai terbatas, sehingga harga melonjak. Bahkan, petani cabai di Boyolali sampai gagal panen karena terkena hama dan kondisi ini dirasakan di seluruh Indonesia,” ungkap Evi Wahyuni.

Baca Juga: Korban Tragedi Perahu Terbalik di Pantai Congot Kulon Progo Dimakamkan Tadi Sore

Kenaikan Harga Telur Ayam Ras

Selain cabai, telur ayam ras juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Evi Wahyuni menjelaskan bahwa permintaan tinggi terhadap telur sejak pertengahan Desember 2024 turut mempengaruhi kenaikan harga telur. Cuaca buruk dan terbatasnya pasokan turut memperparah situasi.

Pemerintah Daerah terus melakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengatasi masalah ini. Meski tidak ada intervensi dari pemerintah pusat terkait cabai, pemerintah daerah berupaya menjaga pasokan agar tetap aman.

Evi Wahyuni menghimbau agar masyarakat bijak dalam berbelanja. Ia meminta agar masyarakat tidak membeli bahan pokok dalam jumlah besar, karena hal itu dapat memicu kelangkaan. “Harga akan kembali stabil setelah puncak musim liburan dan cuaca mulai membaik. Begitu permintaan landai, harga akan mengikuti,” ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Pelayanan SIM Sleman Januari 2025: Lengkap dan Praktis!

Di sisi lain, salah satu pedagang Pasar Beringharjo, Mbah Paijem (70), mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini tidak terlalu mempengaruhi penjualannya. Meskipun ia hanya menyetok 5 kilogram cabai merah per hari, Mbah Paijem mengatakan bahwa meski harga cabai naik, pembeli tetap datang untuk membeli. “Walaupun harga naik, masih banyak yang beli. Saya tidak berani stok banyak karena harga cabai setiap hari naik turun,” ujar Mbah Paijem.

Mbah Paijem berharap agar harga cabai dan telur segera turun dan kembali stabil, sehingga masyarakat tidak lagi merasa keberatan dengan kenaikan harga komoditas tersebut. Meski demikian, pemerintah optimistis bahwa harga bahan pokok akan segera kembali normal setelah masa puncak musim liburan berakhir. []

Related posts