BacaJogja – Relokasi Teras Malioboro 2 bukanlah keputusan yang mendadak, melainkan bagian dari rencana jangka panjang Pemda DIY untuk menata kawasan ikonik tersebut. Dimulai sejak Januari 2022, proses penataan ini telah melalui berbagai tahap perencanaan matang yang melibatkan banyak pihak.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, menjelaskan bahwa langkah awal penataan melibatkan sekitar 888 pedagang, sementara sisanya ditempatkan sementara di lokasi yang telah direncanakan sejak 2015 untuk Jogja Planning Gallery (JPG).
“Selama dua tahun, proses perencanaan dan penyesuaian dilakukan untuk memastikan relokasi ini berjalan lancar dan sesuai dengan kebutuhan para pedagang,” ujar Siwi dalam Coffee Morning Relokasi Teras Malioboro 2 pada 15 Januari 2025 di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Baca Juga: Zendo: Inovasi Digital Muhammadiyah yang Siap Saingi Raksasa Ojol di Indonesia
Pada awal tahun 2025, para pedagang yang sebelumnya menempati area sementara di JPG mulai dipindahkan ke dua lokasi baru yang telah disiapkan: Beskalan dan Ketandan. Lokasi-lokasi ini dirancang untuk mendukung keberlanjutan kegiatan ekonomi dengan fasilitas lengkap, mulai dari tempat ibadah, toilet, hingga ruang usaha yang disesuaikan dengan kebutuhan tenant craft, fashion, dan kuliner.
Proses pemindahan 1.034 pedagang dilakukan secara bertahap, dengan para pedagang telah menandatangani kontrak individu dengan Pemda DIY melalui Dinas Koperasi dan UKM DIY. Relokasi ini diharapkan dapat memberikan ruang yang lebih baik dan nyaman untuk mendukung kegiatan usaha mereka, dengan tetap mempertahankan kemudahan akses bagi pengunjung.
Terkait jadwal pemindahan, Pemda DIY sebelumnya merencanakan pemindahan seluruh pedagang pada 1 Januari 2025, namun dengan adanya beberapa kendala, waktu diberikan perpanjangan hingga 15 Januari 2025. Proses pengundian lokasi pun berlangsung dengan ketat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Baca Juga: Sheila On 7 Kembali Mengguncang! Video Klip “Memori Baik” Tampilkan Bintang Emon dan Rachel Amanda
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menambahkan bahwa sosialisasi terkait relokasi ini sudah dimulai sejak awal 2024, dengan tujuan agar pedagang memahami seluruh proses dan prosedur kontraktual yang harus dilalui. Hingga pengundian terakhir pada 12 Januari 2025, sebanyak 1.034 pedagang telah berhasil dipindahkan ke lokasi baru, sementara sejumlah pedagang lainnya belum memenuhi kewajiban kontraktual.
“Proses relokasi ini adalah kelanjutan dari rencana yang sudah disosialisasikan sejak lama. Kami pastikan bahwa lokasi baru ini akan menjadi tempat usaha yang nyaman dan mendukung perkembangan UMKM di Yogyakarta,” kata Yetti.
Pemda DIY dan Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk memastikan kelancaran relokasi ini dengan memberikan dukungan penuh kepada pedagang agar dapat melanjutkan aktivitas usahanya dengan lancar di lokasi yang baru. []