Indonesia-Malaysia dan Strategi Diplomasi Menghadapi Geopolitik China dalam Analisis Pakar

  • Whatsapp
diskusi diplomasi
Diskusi Strategi diplomasi Indonesia dan Malaysia dalam menghadapi pengaruh besar Tiongkok di kancah internasional. (Istimewa)

BacaJogja – Seminar bertajuk “Dancing With The Dragon? Indonesia and Malaysia Policies Towards China” yang diselenggarakan oleh Paramadina Graduate School of Diplomacy, Paramadina Public Policy Institute, Bait Al Amanah, dan Forum Sinologi Indonesia pada Kamis (16/1/2025) di Trinity Tower Lt.45 Universitas Paramadina, menyajikan wawasan mendalam mengenai strategi diplomasi Indonesia dan Malaysia dalam menghadapi pengaruh besar Tiongkok di kancah internasional.

Prof. Cheng-Chwee Kuik, seorang Profesor Hubungan Internasional di Universiti Kebangsaan Malaysia, mengungkapkan analisisnya tentang posisi Malaysia yang harus menavigasi hubungan dengan kekuatan besar, khususnya China, Amerika Serikat, dan mitra global lainnya. Beliau menekankan pentingnya Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar Malaysia, serta peran strategis Belt and Road Initiative (BRI) dalam mempererat kerjasama ekonomi antara kedua negara.

Read More

Baca Juga: Rekomendasi 5 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Terbaik 2025: Seru, Menguntungkan, dan Mudah Dimainkan!

Dalam kesempatan itu, Prof. Kuik juga memperkenalkan konsep ‘equi-distance’, sebuah strategi diplomasi yang memungkinkan negara-negara kecil seperti Malaysia menjaga keseimbangan hubungan dengan kekuatan besar tanpa mengorbankan kedaulatan nasional. Menurutnya, Malaysia terus beradaptasi terhadap dinamika geopolitik yang berkembang, termasuk dengan negara-negara mitra seperti Jepang dan Korea Selatan.

Sementara itu, Ahmad Khoirul Umam, Ph.D, Managing Director Paramadina Public Policy Institute, menyoroti pentingnya kebijakan luar negeri Indonesia yang berimbang. Menurut Umam, Indonesia harus mengedepankan prinsip ‘equal distance’ dalam diplomasi untuk melindungi stabilitas dan otonomi nasional di tengah ketegangan global. Ia juga mengapresiasi strategi pragmatis Indonesia yang menggabungkan prioritas domestik dan eksternal, serta mengajak Indonesia untuk terus memainkan peran penting di forum multilateral seperti ASEAN Summit dan G20.

Baca Juga: Pentingnya UMKM Memiliki Toko di Tokopedia: Kunci Sukses Jualan Online

“Indonesia harus mempertahankan posisi strategisnya dengan tetap mengutamakan prinsip-prinsip dasar yang diwariskan para pendiri bangsa, seperti anti-kolonialisme dan solidaritas dengan negara-negara berkembang,” ujar Umam. Ia juga menyatakan bahwa Paramadina Public Policy Institute siap menjadi pusat riset untuk kajian mengenai China dan pengembangan kebijakan luar negeri Indonesia.

Dengan mengangkat isu-isu diplomasi dan geopolitik yang relevan, seminar ini membuka diskusi penting tentang bagaimana Indonesia dan Malaysia dapat terus menjaga kedaulatan dan stabilitas di tengah tantangan global yang semakin kompleks. []

Related posts