BacaJogja – Dalam suasana penuh kehormatan, Pusaka Ageming Satriyo membuka lembaran baru bagi pelestarian budaya Indonesia, khususnya keris, melalui pameran yang dihelat di Ndalem Yudhonegaran, Yogyakarta. Pameran yang berlangsung dari 17 hingga 19 Januari 2025 ini dihadiri oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, dan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, yang meresmikan acara tersebut.
Fadli Zon dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pameran ini bukan sekadar perayaan benda pusaka, melainkan juga sebagai bentuk apresiasi terhadap keris yang telah menjadi simbol keindahan, kebijaksanaan, dan warisan kebudayaan bangsa.
“Keris adalah warisan budaya tak benda yang diakui dunia,” katanya. Melalui pameran ini, Indonesia menegaskan komitmennya dalam menjaga dan mengembangkan budaya, sesuai dengan amanat Pasal 32 ayat 1 UUD 1945 yang mewajibkan negara memajukan kebudayaan Indonesia dalam peradaban dunia.
Baca Juga: Event Akhir Pekan Yogyakarta: Musik, Pameran Seni hingga Kolaborasi Budaya
Pameran ini, lanjut Fadli Zon, menjadi langkah nyata dalam memajukan kebudayaan keris, sekaligus mengingatkan dunia akan keberagaman budaya Indonesia. “Keris merupakan salah satu warisan budaya dunia, dan Indonesia terus berkomitmen untuk memperkenalkan lebih banyak warisan budaya tak benda ke dunia internasional,” ujarnya.
Tema yang diusung dalam pameran ini, Pusaka Ageming Satriyo, mengajak kita untuk merenungkan pentingnya menjaga integritas dan jiwa kesatriya yang diajarkan oleh leluhur bangsa. KGPAA Paku Alam X menyampaikan bahwa keris lebih dari sekadar senjata atau benda pusaka, tetapi merupakan simbol filosofi kehidupan, kebijaksanaan, dan nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur.
“Dengan mengenalkan kembali keris kepada generasi muda, kita tak hanya melestarikan benda ini, tetapi juga nilai-nilai kebudayaan yang terkandung di dalamnya,” jelas Sri Paduka. Ia berharap pameran ini dapat menjadi ajang untuk memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi yang kerap melupakan akar budaya lokal.
Baca Juga: Jogjakarta Bikers Berbudaya: Jogrexfest 2025, Ajang Kreativitas Otomotif di Pantai Depok Bantul
Keris Jawa: Karya Seni yang Tak Tertandingi
KRAT. Sudarto Yoso Purbonagoro, Ketua Panitia Pameran, menambahkan bahwa pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan keris terbaik dari Indonesia, khususnya keris Jawa, yang sebagian besar belum pernah dipamerkan sebelumnya. Dengan jumlah koleksi mencapai 99 bilah, pameran ini menampilkan keris milik para pangeran dan kolektor pusaka nusantara, serta koleksi dari Yudhonegaran.
“Koleksi-koleksi ini tidak kalah dengan yang ada di luar negeri. Setiap keris memiliki cerita dan nilai sejarahnya masing-masing, yang menghubungkan kita dengan masa lalu dan budaya leluhur,” ungkap Sudarto.
Baca Juga: Misteri Terowongan Sedayu Bantul: Suara Pengumuman Kereta Api Berbahasa Belanda yang Bikin Merinding
Menjaga Warisan untuk Generasi Masa Depan
Pameran ini tidak hanya tentang memamerkan keris, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, terutama generasi muda. Melalui apresiasi terhadap keris, diharapkan kecintaan terhadap budaya bangsa akan semakin tumbuh. “Mari kita jaga dan lestarikan keris sebagai warisan budaya dunia yang telah diakui oleh UNESCO,” tutup Sri Paduka dengan penuh harap.
Dengan digelarnya Pusaka Ageming Satriyo, Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya untuk menjaga dan memperkenalkan warisan budaya Indonesia kepada dunia, sekaligus memperkuat identitas bangsa di tengah globalisasi. Pameran ini bukan hanya menjadi ajang memamerkan keindahan keris, tetapi juga sebagai ruang untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap bilahnya. []