BacaJogja – Menginjakkan kaki di Antartika adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi Gerry Utama dan Dr. Nugroho Imam Setiawan. Dua alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mencatat sejarah sebagai bagian dari peneliti Indonesia yang berhasil menjelajah benua es tersebut dalam misi penelitian yang berharga untuk ilmu pengetahuan global.
Gerry Utama, alumnus Fakultas Geografi UGM, berhasil mengikuti program prestisius Russian Antarctica Expedition (RAE) yang berlangsung dari Februari hingga Juli 2024. Sebagai mahasiswa magister Paleogeografi di Saint Petersburg State University, Rusia, Gerry memanfaatkan keahliannya di bidang geomorfologi dan radar untuk berkontribusi pada rekonstruksi atlas Pulau King George.
“Kami menemukan fosil kayu berusia 130 juta tahun yang membuktikan bahwa Antartika pernah hijau seperti belahan bumi lainnya,” ujar Gerry dikutip dari laman UGM.
Baca Juga: Pagar Laut Bersertifikat HGB: Pakar Agraria UGM Bongkar Ketidaksinkronan Regulasi dan Dampaknya
Temuan ini memperkaya wawasan tentang sejarah lingkungan Antartika yang selama ini tersembunyi di balik lapisan es. Namun, perjalanan ini tidak tanpa tantangan. Cuaca ekstrem dengan angin hingga 300 km/jam, jadwal yang terus berubah, hingga penyesuaian arah kiblat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Stasiun Mirny, tempat Gerry dan tim melakukan riset.
Dr. Nugroho Imam Setiawan, dosen Teknik Geologi UGM, lebih dahulu menorehkan jejak di Antartika pada November 2016 hingga Maret 2017 melalui program Japan Antarctic Research Expedition (JARE).
Bersama tim internasional, Nugroho mempelajari batuan metamorf tertua di bumi berusia 3,8 miliar tahun. “Antartika seperti mesin waktu yang menyimpan sejarah bumi. Penemuan ini dapat menjadi dasar memahami perubahan iklim dan struktur geologi global,” ungkap Nugroho.
Baca Juga: Mengembalikan Marwah Yogyakarta: Diskusi Forum Tanah Air Soroti Ancaman Kota Pelajar
Meskipun penuh dengan kendala, seperti kondisi tanpa pemanas di tenda dan kewajiban membawa kembali limbah manusia untuk dibakar, Nugroho tetap merasa pengalaman ini tak tergantikan. Ia bahkan mendapati batuan di Antartika memiliki kemiripan dengan batuan di Sri Lanka, menunjukkan bahwa keduanya pernah menjadi satu daratan di masa lalu.
Mimpi Besar untuk Indonesia
Kedua alumni UGM ini menjadi inspirasi bahwa mimpi menjelajah Antartika bukan lagi hal mustahil bagi Indonesia. Mereka berharap agar pemerintah dan akademisi lebih aktif dalam riset Antartika, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap Indonesia.
“Antartika bukan hanya benua yang jauh, tetapi juga kunci untuk memahami tantangan perubahan iklim yang akan memengaruhi dunia, termasuk Indonesia,” tutup Gerry.
Semangat Gerry dan Nugroho membawa pesan penting: langkah kecil dari Indonesia di benua es bisa membuka jalan untuk kontribusi besar bagi masa depan planet ini. []