Sleman – Seorang pria asal Jakarta berhasil menipu warga yang berdomisili di Kapanewon Berbah, Sleman, Yogyakarta. Pelaku berinisial M, usia 26 tahun ini, melancarkan penipuannya dengan bermodalkan identitas berupa KTP dan SIM serta baju aparatur sipil negara (ASN). Si korban pun tertipu Rp 100 juta.
Pelaku berwajah brewok ini dalam menyakinkan korban mengaku ASN di Kementerian PUPR. Tak jarang menunjukkan foto dirinya menggunakan seragam di akun media sosial Facebook. Pelaku mengajak korban untuk bermitra membangun proyek di Kalimantan dengan keuntungan yang menggiurkan.
Baca Juga:
Kapolsek Berbah, Komisaris Polisi Eko Wahyu Nugraheni mengatakan, terduga pelaku mengajak korban untuk bekerja sama membuat PT bidang konstruksi bangunan jalan. Tujuannya untuk mengerjakan proyek di Kalimantan dengan iming-iming keuntungan yang menggiurkan. Korban tergiur dengan ajakan itu. Korban mentransfer melalui ATM di Berbah sebesar Rp 46 juta.
“Kami masih terus melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Tidak menutup kemungkinan ada korban lain”
Pelaku mengajak korban meninjau lokasi calon proyek melalui jalan darat dengan menyewa mobil rental ke Surabaya lalu menyeberang kapal ke Kalimantan. “Namun, tiba di Surabaya, saat hendak menyeberang menggunakan kapal laut, pelaku pergi meninggalkan korban,” ungkapnya, Minggu, 4 April 2021.
Sampai Februari 2021, proyek yang dijanjikan tidak terealisasi. Merasa tertipu, akhirnya korban melaporkan kejadian penipuan ini ke Polsek Berbah. Korban mengaku menderita kerugian total Rp 100 juta, rinciannya uang tunai yang ditransfer Rp 46 juta serta membayar sewa mobil rental selama dua bulan.
Baca Juga:
Panit Reskrim Polsek Berbah, Iptu Amiruddin mengungkapkan, setelah mendapat laporan, pihaknya langsung bergerak untuk menangkap pelaku. Berkat kerja keras, pelaku ditangkap di Jakarta. “Kami masih terus melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Tidak menutup kemungkinan ada korban lain,” ungkapnya.
Sementara itu, pelaku mengaku bisa memiliki KTP dengan profesi ASN karena memanfaatkan oknum di Disdukcapil. Bahkan memiliki tiga KTP sekaligus. Sedangkan baju ASN yang kerap dipakainya, dibeli di Pasar Senen Jakarta. []