Pria Ini Meracuni Korban dengan Bunga Terompet di Sleman, Seperti Apa Efeknya?

  • Whatsapp
pelaku bunga terompet
Pelaku pencurian dengan kekerasan (kiri) dan bunga terompet (kanan). (Foto: BacaJogja/Istimewa)

Sleman – Seorang pria berinisial 35 tahun, warga Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta ditangkap polisi. Pelaku sudah melakukan pencurian dengan kekerasan terhadap korban di Jalan Kaliurang Kilometer 8, Kapanewon Ngaglik, Sleman. Sebelum beraksi, pelaku meracuni korbannya dengan bunga terompet.

Korban yang merupakan warga Kalasan, Sleman, Yogyakarta pun langsung pusing dan tidak sadarkan diri. “Pelaku sengaja memasukkan bunga terompet sejenis kecubung di dalam minuman lalu diminum korban,” kata kepala Unit Kejahatan dan kekerasan (Jatanras) Polres Sleman, Ipda Leonard Panangian Hutajulu saat jumpa pers, Selasa, 15 Juni 2021.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga:

Seperti apa dampak jika mengonsumsi bunga terompet atau bernama latin Brugmansia ini? Informasi yang dihimpun, bunga ini bisa sangat beracun bagi manusia jika dikonsumsi. Brugmansia mengandung skopolamin dan atropin. Jika mengonsumsi skopalamin ini bisa menyebabkan demam, muntah, gelisah, kebingungan, halusinasi, kejang dan melemahkan pernapasan.

Bunga terompet atau yang biasa disebut Kecubung Gunung ini memang memabukkan. Efeknya jika mengonsumsinya dengan berlebihan juga bisa menyebabkan kematian.

“Pelaku sengaja memasukkan bunga terompet sejenis kecubung di dalam minuman lalu diminum korban” 

Dalam kasus ini, pelaku BS membeli bunga terompet di wilayah Kaliurang, Sleman. Hasil penyelidikan kepolisian, pelaku sudah melakukan perencanaan terhadap aksi ini.

Pria yang bekerja sebagai penyedia jasa angkut ini ini tak hanya memukul korban tangan kosong dan kunci roda yang berbahan besi. Namun juga mengikat tangan korban dengan lakban.

Baca Juga:

Selain melakukan penganiayaan, pelaku pun mengambil sejumlah uang tunai milik korban yang bekerja sebagai jasa angkutan barang sebesar Rp500 ribu.

Usut punya usut, ternyata BS melakukan aksi nekatnya ini karena motif persaingan kerja. Pelaku dan korban diketahui sama-sama berprofesi sebagai penyedia jasa angkut. Pelaku tidak suka dengan korban karena mematok tarif murah. Pelaku sudah menegur korban untuk menyesuaikan tarif pada umumnya. Namun korban menghiraukan sehingga terjadilah kasus pencurian dengan kekerasan ini. []

Related posts